" Jangan membakar-bakar massa, mengajak rakyat 'ayo rakyat, kita ini' nggak boleh begitu itu. Itu suatu pernyataan sikap yang kekanak-kanakan berdiri sendiri, kuat dia. Dia akan didukung, konstitusi mendukung, bukan dukungan rakyat yang nggak jelas itu. Konstitusi yang mendukung," urai Tedjo di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (24/1/2015).
Berikut transkrip wawancara lengkap Tedjo pada Sabtu lalu:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya nggak tahu, ya kan mungkin melihat perubahan situasi di lapangan. Apalagi kan bapak presiden sudah mengatakan harus menjernihkan suasana. Ya kan? Tapi keliatannya tidak ditaati, sehingga tadi malam masih ada gerakan-gerakan yang ada di KPK itu. Sedangkan kan nggak boleh menggelar gerakan massa itu. Ketua KPK dan Wakapolri mengatakan kami akan taat perintah kepala negara. Tapi nyatanya tadi malam kok masih ada kejadian seperti itu.
Apakah Ketua KPK Abraham Samad datang juga (dalam pertemuan di Istana)?
Saya tidak tahu apa yang dibicarakan, makanya saya akan menghadap dulu beliau. Saya lagi di rumah sama anak cucu dipanggil ya saya berangkat ke sini, kan begitu.
Apakah pertemuan di Istana Bahas Keppres status BW di KPK?
Nah saya nggak tahu itu, tapi nanti coba dari hasil pertemuan nanti akan kami sampaikan.
Kalau BW dicopot, KPK dengan 3 pimpinan lain bisa jalan?
Ya nanti kami akan mencarikan jalan yang terbaik. Karena bapak presiden menginginkan Save KPK, Save Polri. Artinya 2 pihak ini tidak boleh kami anak emaskan salah satu tapi dua-duanya harus kami selamatkan. Karena ini konstitusi yang seharusnya bersama-sama dengan KPK, Polri, dan Kejagung jadi satu kesatuan yang kuat untuk menangani segala sesuatu masalah hukum.
Pemerintah ingin pemberantasan korupsi dilanjutkan meski cuma 3 pimpinan KPK?
O tentu pasti pasti... Ya nanti akan ada jalan keluarnya. Makanya nanti akan kami bicarakan seperti apa. Jadi saya tidak bisa memberikan sekarang karena belum ada arahan dari Pak Presiden.
Ada yang kecewa Jokowi nggak tegas soal ini?
Itu sudah tegas sebagai kepala negara. Jangan berpihak pada salah satu. Ini saya tidak suka, pertanyaannya sudah menyudutkan, nggak boleh. Beliau sudah tegas mengatakan 'jernihkan suasana, lakukan hukum secara benar sesuai UU yang berlaku, tidak menginginkan adanya gesekan antara 2 institusi.' Jelas, tegas. Sebagai kepala negara, dan itu sudah ditaati kedua institusi. Jadi jangan diarah-arahkan ke arah yang nggak bener.
Benar nggak Jokowi negur keras Samad?
Tidak. Beliau sudah tegas menyatakan itu tadi. Beliau menanyakan kenapa hal ini harus terjadi seperti ini? Artinya kedua-duanya kan nih ya. Beliau minta itu tadi, tolong supaya bisa berkomunikasi dengan baik.
Ini karena apa?
Terputusnya komunikasi menurut saya. Dulu harusnya ada MoU atau kerjasama untuk kordinasi, tapi sekarang terputus. Nah ini yang akan kita giatkan lagi komunikasi antara KPK Polri dan Jaksa Agung
Ada intervensi untuk hold sementara kasus BW?
Saya sudah katakan jangan tendensius. Saya katakan lakukan penegakan hukum sesuai UU yang berlaku. Selesai.
Nggak ada intervensi ya jadinya?
Itu urusannya TNI eh urusan Polri dan KPK, bagaimana mereka berkomunikasi untuk mencari jalan keluarnya.
Artinya pemerintah akan mediasi?
Tentu, kami akan memediasi sehingga ini bisa berjalan dan melaksanakan fungsinya, dan kami harus menyelamatkan kedua institusi. Ini yang disampaikan presiden dan perlu saya sampaikan hari ini.
Akan ada pertemuan pimpinan KPK dan Polri?
Ya kalau sudah diperintahkan presiden demikian kan tentu pimpinan keduanya harus punya inisiatif untuk melaksanakan ini. Kalau perlu ketemu, ketemu saja.
Kedua pimpinan KPK Polri tidak boleh menyatakan hal tendensius Pak?
Makanya keduanya jangan. Pertemuan kemarin di KPK maupun pertemuan di Polri kan diharapkan tidak terjadi suatu pernyataan-pernyataan yang menyudutkan apalagi menyatakam ingin... Pokoknya anulah... Tidak boleh seperti itu. Harus menenangkan. Jangan membakar-bakar massa, mengajak rakyat 'ayo rakyat, kita ini' nggak boleh begitu itu. Itu suatu pernyataan sikap yang kekanak-kanakan. Berdiri sendiri, kuat dia. Dia akan didukung, konstitusi mendukung, bukan dukungan rakyat yang nggak jelas itu. Konstitusi yang mendukung.
Bapak menyayangkan sikap KPK?
Ya itu lah. Sudah diperintahkan bapak presiden jangan membuat statement yang membuat suasana jadi tambah panas. Harus mendinginkan suasana. Jangan ada gerakan-gerakan massa, ternyata masih ada. Ini yang kita sayangkan sebagai penanggungjawab keamanan negara, koordinatornya, saya agak menyayangkan. Harusnya itu tidak terjadi. Boleh asal tertutup, silakan. Jangan semua di depan media tersebar luas.. Tidak baik, kekanak-kanakan.
Sebelumnya Tedjo sudah memberi klarifikasi soal pernyataannya terkait soal 'rakyat nggak jelas' itu. Tedjo mengaku ada salah paham soal istilah 'rakyat nggak jelas'
(mok/ndr)