KNKT Berencana Mengulang Peristiwa QZ8501 Lewat Simulasi

KNKT Berencana Mengulang Peristiwa QZ8501 Lewat Simulasi

- detikNews
Selasa, 13 Jan 2015 16:45 WIB
Jakarta - Dalam proses investigasi kecelakaan pesawat, seperti AirAsia QZ8501, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membutuhkan data dari black box. Data yang terdiri dari Flight Data Record (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) nantinya akan dilakukan simulasi.

Menurut Investigator KNKT, Santoso Sayogo, data FDR yang berupa angka ditambah data CVR berupa percakapan awak kabin dapat menggambarkan peristiwa yang dialami QZ8501. Namun jika ada kendala, KNKT akan melakukan simulasi untuk mencocokan data dan rekaman suara kokpit Airbus 320-200 tersebut.

"Misalnya, ada satu data dari CVR yang critical tapi investigatornya tidak bisa mengidentifikasi itu, di beberapa kejadian sebelumnya, sampai mencoba di pesawat yang lain. Suaranya direkam," kata Santoso di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (12/1/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Simulasi itu kita gunakan, keduanya FDR dan CVR. Sehingga simulasi itu bisa kita buat dan suara bisa kita dengar, apa yang terjadi di kokpit," tambahnya.

Kesulitannya adalah jika FDR tidak ditemukan bersama dengan CVR, atau sebaliknya. Namun dalam kasus QZ8501, FDR dan CVR ditemukan, bahkan data FDR tengah diunduh oleh KNKT sore ini.

"Tingkat kesulitannya tinggi, tapi kalau ada FDR dan CVR lebih komplit. Sehingga hasilnya pun lebih komprehensif. Jadi prosesnya sangat komprehensif tapi bisa dilakukan di Indonesia," ujar Santoso.

FDR menyimpan 1.200 parameter data yang merekam kecepatan pesawat, ketinggian, arah, tekanan udara hingga temperatur di luar pesawat. Sementara CVR hanya menyimpan rekaman suara di kokpit dan awak pesawat. Melalui pengunduhan data dan proses transkrip, kedua data ini akan dicocokan berdasarkan waktu kronologisnya.

Jika ada suara atau data yang tidak diketahui atau tidak sinkron, KNKT biasanya mengulang peristiwa yang dialami pesawat nahas tersebut melalui simulasi. "Mentranskrip (CVR), apa yang kita dengar, waktunya, kalau suara orang bicara apa, kalau suara alat di pesawat apa yang dihidupkan, apa yang dimatikan, kita catat," ujar Santoso.

β€Ž"Semua dikerjakan di Indonesia karena laboratorium KNKT sudah mampu membaca FDR," tutup Santoso.

(vid/spt)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads