"Akan digunakan lifting bag di KRI Banda Aceh untuk mengangkat sayap, mereka gunakan balon. Kemungkinan CVR segera diambil. Kondisi belum tahu, menurut perhitungan (CVR) masih baik karena dia masih bisa tahan tekanan," ujar Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi.
Hal tersebut diungkap Supriyadi di posko gabungan di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng, Selasa (13/1/2015). Menurutnya pengangkatan sayap harus menggunakan alat karena berat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini yang masih konsen di lokasi 7 kapal. Ada KRI Banda Axeh, Jadayat, GeoSurvey, Java Enterprise, Trisula, KRI Usman Harun, KRI Hasanuddin yang berkaitan dengan penyelaman," sambungnya.
Para diver saat ini disebut Supriyadi sudah melakukan penyelaman untuk merangkai lifting bag. Fokus pertama adalah untuk mengambil CVR, baru kemudian jika memungkinan dilakukan pengangkatan terhadap sayap pesawat yang menimbun CVR.
"Lifting bag ada 2 sementara. Mereka sudah menyelam sekarang untuk merangkai. Rencana mau diambil semua, termasuk sayapnya. Tapi masih nunggu kapal pengangkut. Kalau belum kita tunggu," Supriyadi menjelaskan.
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan akan berkoordinasi dengan jajarannya untuk pengangkatan body pesawat. TNI akan melakukan simulasi terlebih dahulu.
"Kita sudah diskusi dengan kepala staf angkatan bagaimana membangun simulasi pengangkatan badan pesawat itu. Itu nanti akan kita diskusikan di Jakarta dengan Pangarmabar dan Pangkoops 1," jelas Moeldoko di posko gabungan di Pangkalan Bun, Senin (12/1).
"Apakah kita perlu ponton, crane atau yang lain. Ini sudah kita pikirkan," tutur Jenderal Bintang 4 itu.
Moeldoko menjemput langsung FDR (Flight Data Recorder) AirAsia yang berhasil dievakuasi oleh para penyelam TNI AL. FDR tersebut pun diserahkan ke KNKT dan saat ini sudah berada di kantor KNKT di Jakarta untuk diinvestigasi guna mengetahui penyebab jatuhnya pesawat nahas itu.
(ear/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini