Pangkalan Bun merupakan ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat. Landmark yang ternama dari wilayah ini yakni Bundaran Pancasila.
Di malam hari, Bundaran Pancasila menjajakan beragam jenis makanan. Mulai dari kudapan ringan hingga nasi lengkap dengan lauknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ceritanya adalah waktu itu tahun 1947 pemerintah ingin membangun stasiun radio di sini. Tapi belum ada akses masuk, makanya harus pakai penerjun untuk buka jalan. Itulah pertama kalinya operasi penerjunan di Indonesia," ujar Danlanud Iskandar, Letkol Pnb Jhonson Simatupang saat berbincang di Landasan Udara Iskandar, Kamis (8/1/2015).
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Oktober 1947 yang dikemudian hari dijadikan hari jadi Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU. Sebelumnya nama dari kesatuan tersebut adalah Pasukan Gerak Tjepat (PGT).
Kembali Jhonson bercerita akan kegigihan pejuang yang mempertahankan kemerdekaan saat itu. Saat itu Jepang masih menduduki wilayah Kalimantan.
Operasi penerjunan tersebut menggunakan pesawat jenis Dakota. Kini pesawat tersebut dipajang di seberang Bundaran Pancasila.
"Jadi sebenarnya yang meminta stasiun radio didirikan di sini adalah Gubernur Kalimantan Selatan waktu itu. Karena kan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 belum semua rakyat mengetahui," lanjut Jhonson.
"Sekitar 15 penerjun dari PGT diterjunkan ke Pangkalan Bun, tapi awalnya salah sasaran ke Desa Sambi yang letaknya tak jauh dari Pangkalan Bun. Sasarannya sih Pangkalan Bun, tapi dulu di sini masih hutan semua," tutur Jhonson.
Semua penerjun mendarat dengan selamat, namun langsung berhadapan dengan tentara Jepang. Tiga penerjun tertembak oleh tentara Jepang.
"Salah satu yang tertembak bernama Iskandar yang merupakan pimpinan penerjun waktu itu. Makanya Lanud ini diberi nama Iskandar. Lanud ini memiliki lahan terluas di Indonesia. Luasnya 300,6 hektare dan masih dikelilingi hutan," imbuh Jhonson.
Penerjun lain yang selamat adalah Tjilikriwut yang kemudian menjadi Gubernur Kalimantan Tengah. Seiring berjalannya waktu, Pangkalan Bun kini dikelilingi sungai dan hutan sawit.
Masih berdiri kokoh di pusat keramaian adalah Istana Kuning yang merupakan keraton dari Kesultanan Kotawaringin. Keturunannya hingga kini masih tinggal di kompleks istana tersebut.
Sayangnya fasilitas umum di Pangkalan Bun masih belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan para pelancong. Transportasi umum di wilayah ini masih terbilang langka.
Wilayah bersejarah bagi penerbangan, khususnya penerjunan di Indonesia ini kini hanya memiliki bandara kecil yang tersambung dengan landasan udara. Statusnya yang sebagai Pangkalan Aju membuat Lanud Iskandar tak menyimpan alutsista.
(bpn/fjr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini