Kritikus Pertanyakan Hilangnya AirAsia QZ8501 di Era Teknologi Canggih

Kritikus Pertanyakan Hilangnya AirAsia QZ8501 di Era Teknologi Canggih

- detikNews
Selasa, 30 Des 2014 11:30 WIB
Ilustrasi (Reuters)
Washington -

Hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 memicu pernyataan dari advokat travel. Mereka heran bagaimana bisa pesawat menghilang ketika ada banyak satelit dan monitor masyarakat yang memantau setiap pergerakan di udara.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (30/12/2014), advokat travel udara menuntut penjelasan otoritas penerbangan global soal insiden tersebut.

"Seharusnya tidak mungkin bagi sebuah pesawat untuk menghilang," ujar Paul Hudson yang merupakan presiden Flyersrights.org dan juga anggota komisi penasihat pengambil keputusan pada Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hudson menyebutkan, pada zaman teknologi canggih saat ini, orang-orang bisa dengan mudah melacak telepon genggam dan mobil dengan teknologi internet.

Operasi pencarian QZ8501 telah memasuki hari ketiga. Sejauh ini belum ada satupun tanda-tanda maupun objek yang menunjukkan keberadaan pesawat tersebut. Nasib 162 penumpang dan awak yang ada di dalamnya belum diketahui.

Ahli pelacakan seperti dikutip Reuters, menyebutkan bahwa teknologi yang ada mampu membantu penentuan lokasi keberadaan pesawat yang diduga ada di dasar lautan. Teknologi tersebut membantu memperkecil area pencarian yang luas membentang di Laut Jawa dekat Kalimantan.

Namun memang hingga kini, teknologi canggih tersebut belum sepenuhnya dikerahkan dalam pencarian. Sistem air traffic control (ATC) global memiliki berbagai tahapan upgrade mulai dari radar hingga navigasi GPS di darat dan via satelit.

Hudson mengeluhkan bahwa kegagalan untuk melacak pesawat yang hilang telah memicu banyak rekomendasi, namun hanya sedikit perubahan yang dilakukan, terutama dalam pemantauan pergerakan pesawat. Hudson menuntut agar otoritas penerbangan global memberikan sistem pelacakan yang lebih baik.

Sedangkan Kevin Mitchell yang merupakan pendiri dan penemu Business Travel Coalition, sebuah organisasi advokasi korporat travel menyebut ketidakmampuan untuk mencari pesawat dalam waktu cepat akan memberikan 'chilling effect' atau dampak mengerikan bagi para traveler dunia.

"Kami mendorong penetapan prioritas pelacakan yang lebih tinggi (bagi para pembuat kebijakan)," sebutnya.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads