Sultan Ternate Mudaffar Sjah (79) tiba-tiba mencuat karena laporan sang permaisuri Boki Ratu Nita Budhi Susanti ke Polres Jaksel. Boki Ratu melaporkan suaminya diculik yang ternyata dari pihak istri kedua. Jauh sebelumnya, ribut di Kesultanan Ternate sudah terjadi karena Sultan Mudaffar menetapkan salah satu anak kembarnya yang masih balita menjadi penerusnya. Konon, mahkota Sultan punya andil memilih penerus tahta.
Mahkota Sultan Ternate ini sudah lazim diketahui warga Ternate. Kisah mahkota ini, keistimewaan bahkan 'kesaktian'-nya, menjadi legenda yang diwariskan melalui lisan secara turun temurun oleh warga Ternate.
Seperti saat detikcom berkunjung ke Kota Ternate pada Maret 2014 lalu bersama beberapa wartawan, Ai, pengemudi mobil yang mengantarkan detikcom dan kawan-kawan menceritakan tentang mahkota itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita itu sudah menjadi cerita lisan turun temurun di kalangan warga Ternate. Mahkota itu menjadi legenda.
Mahkota itu sendiri, menurut Ai, hanya dipakai pada peristiwa yang sangat istimewa. Warga Ternate bisa melihat mahkota itu dipakai Sultan pada upacara atau ritual adat tertentu kala keluar dari Keraton Kesultanan Ternate yang terletak di kaki Gunung Gamalama dan menghadap Laut Maluku.
detikcom dan beberapa wartawan lain berkesempatan masuk ke dalam Keraton Kesultanan Ternate, saat Dewan Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara bertamu kepada Sultan Mudaffar Syah dan Boki Ratu Nita Budhi Susanti.
Sultan berkenan menunjukkan mahkota keramat itu pada para tamunya, yang disimpan dalam kotak kaca dengan rangka kayu berukuran 50 cm kubik. Mahkota itu berhiaskan batu-batu alam berwarna-warni: hijau, merah, ungu, biru, bening.
Atas kotak itu diselimuti kain putih, disimpan di satu kamar yang dinamakan 'Kamar Puji'. Bau harum dupa menyeruak dari kamar itu. Ada seorang lansia berbaju koko dan berpeci putih serta bersarung, berusia sekitar 70 tahun yang menjaga di dalam kamar itu.
"Tak semua orang boleh masuk, hanya Sultan dan satu penjaga kamar itu saja yang boleh," kata Jugugu (Perdana Menteri) Kesultanan Ternate HM Mustafa yang sudah mengabdi 40 tahun ini.
Mustafa mengatakan mahkota itu terdiri dari emas, perak, intan dan bebatuan berharga lainnya. Bila ditaksir, mahkota itu tidak ternilai harganya. Kabar tentang mahkota itu memiliki rambut yang bisa tumbuh juga dibenarkan oleh Jugugu Mustafa. Rambut itu tumbuh di bagian belakang mahkota.
"Setiap Idul Adha dipotong, ada ritualnya," jelas Mustafa.
Mahkota itu menurutnya, sudah dikenakan sejak Sultan Ternate pertama. detikcom kemudian mengkonfirmasi legenda yang beredar, tentang apakah benar mahkota Sultan Ternate yang bisa berjalan sendiri memilih calon Sultan. Apa kata Jugugu Mustafa?
"Dulu mahkota ini pernah mau dibawa ke Belanda. Tapi sampai Jakarta dia hilang, dan ada di sini. Dia (mahkota) itu tak mau ke mana-mana tampaknya, maunya di sini. Apakah itu bisa jalan sendiri? Ya percaya tidak percaya, wallahua'lam," tutur Mustafa.
Sementara untuk memilih Sultan, mahkota itu juga memberikan pertanda yang terkesan 'mistis'. Misalnya, mahkota tidak akan cukup untuk dipakai di kepala bakal calon sultan yang tidak cocok atau tidak direstui.
"Kalau tidak direstui, pernah ada yang sampai jatuh memakai mahkota ini," tuturnya.
Mustafa sendiri tidak tahu persis dari mana mahkota itu berasal. Menurut riwayat yang dia dengar, mahkota itu berasal dari zaman Nabi Nuh atau Nabi Musa.
"Kami justru dapat literatur mahkota ini dari Turki. Katanya ini sepasang dengan tongkat Nabi Musa yang disimpan di Museum Turki. Ada yang bilang ini milik Nabi Nuh. Wallahua'lam," tuturnya.
Sultan, lanjut dia, bila ingin mencari solusi masalah di Ternate, dia selalu berdoa di dalam Kamar Puji tempat mahkota itu disimpan.
Kisah tentang mahkota ini juga tertutur dari sang permaisuri Sultan Ternate Mudaffar, Boki Ratu Nita Budhi Susanti, saat berkunjung ke Kemenparekraf untuk mempromosikan Festival Legu Gam 2014 pada akhir Maret 2014 lalu.
"Kami punya mahkota berambut. Di seluruh dunia tidak punya selain Ternate," ungkap Permaisuri Sultan Ternate dalam jumpa pers Festival Legu Gam 2014 di Kemenparekraf, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Mahkota ini disebut Stampa. Mahkota ini sangat terkenal karena memiliki keunikan, yaitu rambut yang bisa tumbuh.
"Rambut di mahkotanya tumbuh terus. Ada acara khusus untuk potong rambut," lanjut Ratu.
Biasanya, rambut pada mahkota ini dipotong pada setiap Hari Raya Maulid Nabi. Ini adalah warisan dari Kesultanan Ternate sejak dulu.
"Dalam sejarah Islam masuk ke Indonesia, umur kesultanan sudah 800 tahun. Termasuk yang tertua. Sultan Mudaffar Syah adalah Sultan Ternate yang ke-48," jelas Ratu.
Penerus Tahta
Mahkota Stampa itu turut berperan menentukan penerus tahta Kesultanan Ternate, menurut Jugugu Kesultanan Ternate HM Mustafa. Nah, penerus Sultan Ternate Mudaffar Sjah, telah ditentukan, yakni, salah satu dari putra kembar Sultan Mudaffar dan Boki Ratu Nita yang lahir pada 28 Juli 2013, Ali Mohammad Tajul Mulk Putra Mudaffar Sjah.
Ali memang lahir terlebih dulu pada pukul 03.00 WIB dan adik kembarnya, Gajah Mada Satria Nagara Putra Mudaffar Sjah, lahir 25 menit setelahnya. Keduanya lahir di kota kelahiran Boki Ratu Nita di Semarang, Jawa Tengah.
Penetapan Ali yang masih balita ini menjadi penerus Sultan Mudaffar dibacakan sendiri oleh Sultan Mudaffar saat menggelar akikah untuk kedua bayi kembarnya pada 12 September 2013 lalu melalui surat wasiat. Sedangkan sang adik, Gajah Mada, akan dipersiapkan menjadi pemimpin yang mengatur pemerintahan di Nusantara.
Penetapan ini yang membuat Kesultanan Ternate memanas. Adik Mudaffar dan istri-istrinya yang lain tak terima. Kemudian, terjadilah saling klaim. Sultan Ternate Mudaffar sendiri memiliki tujuh anak laki-laki dan empat anak perempuan dari tiga istri yang berbeda.
Kembali ke soal penetapan putra Ratu Boki, bahkan sampai ada keluarga yang meminta untuk dilakukan tes DNA pada dua anak kembar itu. Apakah benar putra Ratu Boki anak Mudaffar atau bukan mengingat usia Sultan sudah lebih dari 74 tahun. Pihak Ratu Boki sudah menepis tudingan dari lawan-lawannya dalam perebutan tahta Ternate ini.
Kasus konflik perebutan tahta Ternate ini kembali memanas, setelah Ratu Boki melaporkan bahwa suaminya Raja Ternate diculik dari rumahnya. Tapi seperti yang disebutkan Kapolres Jaksel, pendalaman perlu dilakukan dalam kasus ini mengingat yang mengambil Mudaffar dari rumah Boki tak lain keluarga sendiri.
"Dalam hal ini, istri kedua dan keluarga menjemput karena melihat kondisi Sultan yang sakit. Saat ini Sultan dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah," demikian dijelaskan pihak Polres Jaksel.
Apa komentar Boki Ratu Nita?
Boki Ratu Nita memang menuding ada urusan tahta dalam pengambilan Mudaffar dari rumahnya, tak sekadar urusan rumah sakit.
"Kalau bicaranya baik-baik kan nggak begini? Ini bukan sekali, keributan sudah berkali-kali karena yang jadi permaisuri kan saya. Sudah ambil saja tahtanya. Saya bukan mau ribut tahta atau bagaimana. Yang penting bagaimana saya jadi ibu untuk anak-anak saya. Kalau minta tahta, silakan ambil," ujar anggota DPR dari FPD periode 2009-2014 ini.
(nwk/nrl)