Napak Tilas Perjuangan Rasulullah dan Para Syuhada di Jabal Uhud

Laporan dari Arab Saudi

Napak Tilas Perjuangan Rasulullah dan Para Syuhada di Jabal Uhud

- detikNews
Minggu, 07 Sep 2014 20:06 WIB
Madinah - Panas terik kota Madinah siang ini tak menyurutkan niat para jamaah haji dari berbagai negara untuk berziarah ke Jabal Uhud. Mereka ingin mengenang perjuangan Rasulullah dan para syuhada melawan para Quraisy di gunung yang 'menyendiri' ini.

Jabal Uhud adalah bukit tinggi menjulang yang jaraknya 1 kilometer di depan Gunung Rumat. Jabal Uhud termasuk gunung terbesar di Madinah yang berdiri sendiri tidak menyambung dengan bukit lainnya. Ia memiliki keliling 19 kilometer dan tinggi 1 kilometer dari permukaan air laut atau 300 meter dari permukaan tanah.

Ribuan jamaah haji termasuk dari Indonesia berziarah ke jabal uhud pada Minggu (7/9/2014). Ziarah dilakukan di sela-sela jamaah melaksanakan salat wajib 40 waktu (salat arbain) di Masjid Nabawi. Jamaah haji Indonesia mengaku sangat bersyukur diberi kesempatan berziarah ke tempat bersejarah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah ziarah pada hari ini sungguh luar biasa. Allah memberi kesempatan para jamaah untuk dapat berziarah di mana para pejuang Islam sahabat Rasulullah berjuang membela Islam," kata Junaidi Husdah, Jamaah Haji asal embarkasi Medan yang berziarah didampingi istrinya, saat berbincang dengan Media Center Haji.

Umat Islam memang punya kenangan tersendiri dengan Jabal Uhud. Jabal Uhud adalah saksi bisu perang besar antara umat Islam dengan tentara quraisy pada 15 Syawal 3 Hijrah atau Maret 625 Masehi. Perang itu terkenal dengan nama Perang Uhud.

Perang Uhud tak lain adalah perang balas dendam tentara Quraisy yang kalah dalam Perang Badar. Mereka sengaja memancing kemarahan penduduk Madinah dengan cara membakar ladang gandum di Jabal Uhud. Nabi mengerahkan 1.000 pasukan. Namun 300 dari pasukan itu dipimpin Abdullah ibn Abi al-Munafik membelot, sehingga pasukan Rasullah tinggal 700 orang termasuk 50 pasukan berkuda. Sementara tentara Quraisy yang dipimpin Bani Abdud Dar berjumlah 3.000 dan 200 pasukan kuda.

Karena jumlah pasukannya jauh lebih sedikit, Nabi mengatur strategi dengan menempatkan pasukan di atas Jabal Uhud, sementara regu pemanah jitu disiagakan di Gunung Rumat. Strategi jitu membuat Nabi memperoleh kemenangan. Namun sayangnya setelah kemenangan itu, para pemanah jitu tergoda untuk mengambil rampasan perang yang ada di bawah kaki jabal rumat. Maka saat pasukan muslim sibuk dengan rampasan, pasukan musyrikin pun menyerang balik mereka.

Perang berakhir dengan gugurnya 70 orang tentara muslim dan 22 orang kafir Quraisy. Salah satu yang gugur dari pasukan muslim adalah, paman Nabi Sayidina Hamzah bin Abdul Muthalib. Sedangkan Nabi pun terluka parah, rahangnya sampai patah. Nabi kemudian memerintahkan agar para tentara yang mati sahid atau syuhada dimakamkan di lapangan tempat terjadinya perang Uhud. Pemakaman para syuhada tersebut kini dipagar setinggi tiga meter.

Para jamaah haji banyak yang berdoa di depan makam para syuhada ini. Seperti siang ini, para peziarah memanjatkan doa di depan makam para syuhada sebelum mendaki Jabal Rumat. Para jamaah tidak diperkenankan meminta doa kepada para syuhada Uhud. Di depan pemakaman para syuhada terdapat papan penggumuman dalam berbagai bahasa yang salah satunya mengingatkan peziarah agar berdoa langsung kepada Allah SWT dan tidak minta safaat kepada para syuhada.

(van/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads