Perintah Harian Mega dan Detik-detik Pencapresan Jokowi

Jalan Menuju Istana

Perintah Harian Mega dan Detik-detik Pencapresan Jokowi

- detikNews
Rabu, 23 Jul 2014 06:41 WIB
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah ditetapkan KPU menjadi pemenang Pilpres 2014. Perjalanan Jokowi menuju kursi Istana cukup panjang dan terjal, sampai kemudian datang perintah harian dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri agar Jokowi maju Pilpres.

Setelah memenangkan Pilgub DKI tahun 2012 silam Jokowi memang sudah banyak diperbincangkan di bursa capres. Elektabilitas Jokowi pun merangkak naik. Sepanjang tahun 2013 bahkan elektabilitas Jokowi di puncak mengalahkan Prabowo Subianto yang sebelumnya jadi primadona survei capres.

Tampak tidak ambisius, Jokowi pun selalu menjawab 'nggak mikir' setiap ditanya soal kans-nya di Pilpres 2014. Pada awalnya elite PDIP termasuk Ketum Megawati Soekarnoputri juga enggan bicara tentang prospek pencapresan Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Jokowi semakin tak terbendung. Bahkan banyak survei memprediksi lonjalan elektabilitas Jokowi itu bakal mendongkrak elektabilitas PDIP. Setiap survei dengan pertanyaan siapa yang akan Anda pilih bila pemilu dilakukan hari ini, mayoritas berakhir dengan nama Jokowi. Bahkan pengamat menyebut disandingkan dengan boneka sekalipun Jokowi tetap menang.

Akhirnya sinyal-sinyal PDIP bakal mencapreskan Jokowi mulai dikirim, sang Ketua Umum mulai sering muncul bersama Jokowi di berbagai kesempatan.

Isu pencapresan Jokowi semakin menguat sejak Maret 2014. Isu santer Jokowi bakal dideklarasikan pada H-1 sebelum Pileg untuk mendongkrak elektabilitas partai banteng moncong putih. Jokowi juga sudah tak bicara 'nggak mikir' saat ditanya soal pencapresan.

Mendekati Pileg 9 April kabar santer deklarasi pencapresan Jokowi bakal dipercepat dengan berbagai pertimbangan. Di antaranya banyak prediksi bahwa PDIP bakal meroket jika Jokowi dideklarasikan sebelum Pileg.

Isu ini semakin jelas saat Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengajak Jokowi nyekar ke Makam Bung Karno di Blitar pada Rabu (14/3/2014) lalu. Kabarnya Mega sedang memantapkan hati untuk merestui pencapresan Jokowi. Meskipun kepergian Jokowi bersama Mega di hari kerja itu juga menuai kritik dari berbagai kalangan.

Sehari setelah kunjungan ke Blitar itu, tepatnya Kamis (13/3), muncul isu santer Jokowi bakal dideklarasikan jadi capres PDIP. Isu tersebut tidak sepenuhnya meleset, lantaran Jokowi sempat diagendakan bakal ada acara bersama Mega di Kota Tua, Jakarta Barat.

Namun pada malam harinya Mega yang sudah dijemput memilih membatalkan kunjungan bersama Jokowi. Rupanya Mega menggelar pertemuan dengan 60 pengusaha di Kantor DPP Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Setelah rapat dengan pengusaha, Mega meninggalkan DPP PDIP dengan buru-buru, menolak diwawancara wartawan.

Kabarnya Mega langsung mengarah ke kediaman di Jl Teuku Umar, Menteng. Pada saat bersamaan, Jokowi menghilang dari acara di Kota Tua. Keduanya sempat bertemu di rumah Mega membicarakan keputusan terakhir ini. Kemudian didesain bagaimana skenario penetapan capres Jokowi.

Nah, Jumat (14/3/2014) siang, Jokowi yang sedang blusukan di Kampung Si Pitung, Marunda, Jakarta Barat, langsung ditelepon oleh Mega. Lewat sambungan telepon itu Mega memastikan Jokowi sebagai capres PDIP. Kepada awak media, Jokowi pun langsung mengumumkan pencapresannya.

"Saya telah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk jadi capres. Dengan mengucap bismillah, saya siap melaksanakan," kata Jokowi di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014).

Pernyataan Jokowi ini disampaikan setelah Mega membacakan Surat Perintah Harian yang berisi pencapresan Jokowi di hadapan pengurus DPP PDIP di Lenteng Agung.

Berikut isi surat tersebut:

PERINTAH HARIAN: MERDEKA

Saya Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kepada seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai mata hati keadilan dan kejujuran dimanapun kalian berada! Dukung Bapak Joko Widodo sebagai capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan jaga dan amankan jalannya pemilu legislatif-terutama di TPS-TPS dan proses penghitungan yang berjalan dari segala bentuk kecurangan dan intimidasi, teguh dan tegarkan hati dalam mengawal demokrasi di RI

Megawati Soekarnoputri
14 Maret 2014


Setelah itu di setiap kampanye Pileg Mega terus menyebut kalau ingin Jokowi presiden maka PDIP harus menang Pileg terlebih dahulu. Benar saja, PDIP akhirnya menjuarai Pileg 2014. Namun setelah kemenangan PDIP itu muncul sejumlah goyangan dan gangguan terhadap Jokowi. Seperti apa kisah selanjutnya, silakan pantau ulasan khas detikpemilu.

(van/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads