Miliarder berusia 48 tahun ini telah diambil sumpahnya di hadapan parlemen Ukraina pada Sabtu (7/6) kemarin. Poroshenko memenangkan suara mayoritas dalam pemilu tanggal 25 Mei lalu, yang diikuti oleh 21 kandidat.
"Rakyat Ukraina tak akan pernah menikmati indahnya perdamaian kecuali kita bisa menyelesaikan masalah hubungan kita dengan Rusia. Rusia menduduki Crimea, yang merupakan dan akan selalu menjadi tanah Ukraina," kata Poroshenko dalam pidatonya yang mendapat sambutan meriah di Ibu Kota Kiev seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/6/2014).
Poroshenko mengaku telah menyampaikan tekadnya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin saat keduanya bertemu pada peringatan Perang Dunia II di Perancis. Memang belum terlihat keinginan Rusia akan mengembalikan wilayah Crimea, namun, ada sinyal pengembalian itu mungkin terwujud.
Rusia mencaplok semenanjung Crimea pada Maret 2014 lalu, setelah demonstrasi besar-besaran yang akhirnya menggulingkan pendahulu Poroshenko, Viktor Yanukovich. Namun Poroshenko bertekad untuk merebut kembali wilayah Crimea.
Selain soal Crimea, Poroshenko juga menyampaikan tekadnya untuk mengatasi pemberontakan yang terjadi di Ukraina timur. Dia berjanji akan mengajak warga di Ukraina timur berdialog. Di Ukraina timur terdapat kelompok separatis pro-Rusia yang kerap bentrok dengan pasukan Ukraina.
(trq/trq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini