Dua mahasiswa asal Indonesia Fauzan Reza Maulana dan Vicario Reinaldo sempat tak diperhitungkan dalam ajang debat internasional. Maklum, tak pernah ada kontestan Indonesia yang lolos babak eliminasi sebelumnya. Bagaimana akhirnya mereka bisa juara?
Reza, mahasiswa teknik sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) bercerita, tim Indonesia memang bisa disebut kuda hitam dalam turnamen yang digelar di India tersebut. Sebab, tak ada yang menyangka mereka bisa masuk ke final dalam kategori English-as-Foreign-Language.
Meski mendapat predikat tim lemah, Reza dan Vicario tetap berjuang sampai akhir mengikuti lomba. Hingga akhirnya menjadi juara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekadar informasi, topik untuk setiap debat diberikan 15 menit sebelum lomba. Persiapan para kandidat untuk mendalami sebuah tema pun cukup singkat. Dengan demikian, dibutuhkan pengetahuan yang luas dari setiap peserta.
Khusus untuk Reza dan Vicario, mereka sudah berlatih sejak tahun lalu. Sebelumnya mereka pernah mengikuti turnamen debat nasional di Palembang.
"Kita sebisa mungkin belajar dari orang-orang yang udah ikut tahun sebelumnya, ada pelatihnya dari yang kemarin yang berpengalaman," terang Reza saat ditanya apa kunci suksesnya.
"Yang pasti nggak ada yang instan, memang pelatihan nggak ada yang mengkhianati. Yang paling penting percaya diri, kadang kalau ketemu orang-orang yang bule kita agak minder karena kurang percaya diri," sambungnya.
Bagi Reza, kemampuan debat yang dimilikinya cukup berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Dia jadi lebih kritis dalam berpikir dan menggunakan logika.
Nah, apakah Reza tertarik untuk terjun ke dunia politik setelah menjadi juara debat? "Belum kepikiran," jawabnya singkat.
(mad/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini