Hal ini adalah pendapat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) yang disampaikan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2013).
"Banyak sopir merasa nggak punya kerjaan jadi sopir tembak. Cuma gara-gara nggak punya SIM atau nggak terlatih. Sementara perusahaan taksi kekurangan sopir," tutur Ahok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dilatih baik-baik ikut sistem, mereka bisa jadi sopir taksi. 6 Tahun bisa punya taksi. Programnya kalau sudah bawa 6 tahun, punya taksi. Cuma kan mereka tidak tahu. Tapi kalau betul-betul nggak mau, kurang ajar nih sopir (tembak). Itu memang sopir nakal saja. Tapi kalau sopir baik-baik, mereka mau kerja di taksi dapat bayaran," jelas Ahok.
Cara mempertemukan sopir tembak dan perusahaan taksinya bagaimana?
"Ya kita akan hubungin. Kita ada kontak perusahaan taksinya. Untuk penganggurannya kan sudah ada sudin-sudin. Makanya kita harus punya lurah, camat yang pemerhati kan. Ini Sudin Naker sedang siapkan," jawabnya.
(nwk/nrl)