"Kita juga tidak bersenjata. Kita juga berpakaian bebas, sedang mengadakan acara ulang tahun rekan-rekannya atas seizin komandannya di Taman Limboto, Kabupaten Gorontalo," ujar Kadispen TNI AD Brigadir Jenderal Pandji Suko Hari Judho.
Pandji mengatakan itu dalam jumpa pers di Kartika Media Center, Jl Abdulrahman Saleh I, Jakarta Pusat, Kamis (26/4/2012). Isi jumpa pers ini bertolak belakang dengan keterangan Mabes Polri tentang insiden berdarah akhir pekan lalu itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya nyatakan ini bukan bentrok. Prajurit TNI AD pasif ada di tempat itu. Kalau bentrok itu kan dua perlawanan, kita tidak ada," tuturnya.
Penjelasan Pandji ini berbeda dengan polisi. Versi Polri, peristiwa tersebut terjadi di Gorontalo, Sabtu (21/4) hingga Minggu (22/4) dinihari lalu. Peristiwa itu berawal saat anggota Brimob yang sedang patroli melintas di depan kantor PU Limboto. Mereka dilempari botol dan batu oleh sekelompok orang. Akibatnya ada dua orang anggota Brimob yaitu Briptu Sarifudin dan Briptu Asrul terluka di bagian kepala.
Pukul 01.00 Wita, personel Brimob kembali ke TKP. Di sini mereka menangkap 2 anggota Kostrad dan menembakkan peluru -- yang disebut Mabes Polri sebagai peluru karet -- dan mengenai 4 prajurit Kostrad. Penembakan dilakukan karena prajurit Kostrad berusaha menabrak personel Brimob dengan motor.
Penembakan itu membuat 4 prajurit terluka, 1 di antaranya kritis. Hari ini prajurit yang kritis meninggal dunia.
(nik/nrl)