3,5 Tahun Mengaji Setiap Malam untuk Mendapatkan Tanah

3,5 Tahun Mengaji Setiap Malam untuk Mendapatkan Tanah

- detikNews
Selasa, 07 Des 2010 19:39 WIB
Batang - Siang di pertengahan tahun 2007 itu mungkin hari paling mencekam buat warga Desa Tumbrep, Bandar, Batang, Jawa Tengah. Tiga bus yang mengakut preman tiba-tiba mendatangi desa tersebut untuk mengintimidasi warga.

Namun beruntung, bentrokan tidak terjadi. Gerombolan preman bayaran tersebut memilih balik badan, mengingat ratusan warga telah menghadang jalan dan siap dengan berbagai senjata.

"Kalau mereka tetap naik pasti ada pertumpahan daerah," kata Tahroni, salah satu ketua organisasi tani 'Omah Tani', di desa Tumbrep, Bandar, Batang, Jawa Tengah, Selasa (6/12/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Preman tersebut diduga suruhan calon investor yang ingin menguasai 90 hektar lahan di kecamatan Bandar, yang hak guna usahanya (HGU) dimiliki oleh PT Tratak. PT Tratak berniat menjual murah HGU-nya kepada calon investor karena, meski memiliki HGU sampai 2013, perusahaan perkebunan swasta itu sudah tidak mampu lagi beroperasi sejak 1988.

"Ya gimana, warga di sini memang tidak punya tanah. Sementara tanah diterlantarkan, perusahaan juga sudah tidak punya karyawan dan kantor lagi," kata Tahroni.

Sejak kejadian itulah, warga di Bandar tidak pernah lengah. Tiap hari tanah milik desa, yang dulu dirampas pemerintahan Orde Baru dan HGU-nya diberikan ke PT Tratak, itu dijaga oleh warga siang malam. Bahkan sejak siang mencekam itu, warga selalu mengaji tiap malam.

"Kita membaca salawat Nariyah tiap malam. Doa sama Yang Kuasa agar perjalanan ini selamat," katanya.

Ropiah, ketua divisi perempuan Omah Tani, mengatakan, pengajian dilakukan tiap malam di Posko Omah Tani dan dihadiri kurang lebih seratus orang. Selama seminggu, tiap desa di kecamatan Bandar bergiliran menggelar pengajian tersebut.

Hebatnya, meski pengajian sudah berjalan selama tiga setengah tahun, jumlah mereka tidak pernah berkurang. Perjuangan yang mulai menememukan titik terang justru semakin membuat mereka lebih giat beribadah kepada Yang Kuasa.

Ropiah berjanji, dia dan rekan-rekannya tidak akan berhenti mengaji meski kelak akan mendapatkan redistribusi tanah. Redistribusi tanah bekas PT Tratak rencanannya dilakukan Badan Pertanahan Nasional awal tahun depan.

"Kita akan tetap berjuang dan berdoa buat orang-orang yang belum mendapatkan tanah. Tanah adalah sumber kehidupan kami," kata Ropiah.

(lrn/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads