Drainase vertikal dapat menghasilkan perbaikan kondisi tanah pondasi tanpa menimbulkan dampak berupa kenaikan permukaan tanah. Karena drainase vertikal dapat menghindari infiltrasi air ke dalam pondasi sehingga dapat menurunkan muka air tanah.
Demikian disampaikan dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB, Sony Sulaksono Wibowo, Ph.D dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (16/9/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar pondasi kuat, lanjut lulusan Program Doktor Chulalongkorn University, Thailand, ini menyarankan perlunya lapisan semen atau penggunaan lempung. Hal lainnya adalah dengan menghamparkan geotextile di bawah pondasi jalan. Pemasangan itu biasa dilakukan untuk membangun jalan di bekas rawa.
"Mungkin karena ini jalan lama, jadi dulu belum dipasang. Geotextile ini sudah biasa dipakai dalam konstruksi. Selain untuk jalan juga untuk basement," terang Sony sambil menjelaskan geotextile terbuat dari polyester.
Menurut dia, infiltrasi air yang masuk ke daratan merupakan fenomena lama di Jakarta. Hal itu terjadi karena air tanah disedot ke permukaan, sehingga ada rongga yang kemudian terisi air laut. Hal itu umum di daerah perkotaan.
"Dalam suatu penilitian pernah saya baca kalau infiltrasi itu sudah sampai masuk Jakarta Pusat. Seberapa parah masih harus diteliti. Jalan ambrol bukan karena air laut, oleh air biasa juga bisa. Itu karena air masuk ke pondasi jalan sehingga jadi gembur," beber Sonny.
Ruas Jl RE Martadinata yang ambrol sepanjang 103 meter dan kedalaman 7 meter. Peristiwa ini terjadi pukul 04.00 WIB. Jalan ini baru dibeton setahun lalu. Saat ini lalu lintas dialihkan ke Sunter.
(vit/nrl)