"Kita mengharapkan muncul calon dari luar, bisa berperan menjadi lokomotif yang mau membawa perubahan. Dan repotnya, kalau kembali Kejaksan dijalankan oleh kalangan internal, integritasnya bisa diragukan," kata peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Ronal Rofiandri di Jakarta, Minggu (12/9/2010).
Dia menjelaskan sebenarnya bukan yang pertama kali Jaksa Agung diambil dari kalangan non jaksa. Misalnya saja yang menjabat cukup lama, dahulu ada nama Abdurrahman Saleh. Atas contoh tersebut, tidak perlu khawatir ada penolakan dari kalangan internal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ronal berharap, sinyal positif dari SBY yang membuka peluang calon jaksa dari kalangan luar bisa diwujudkan. Mengingat juga penegakkan hukum salah satu tulang punggungnya ada di tangan jaksa.
"SBY membuka kesempatan calon pengganti dari luar. Kalangan internal harus siap menerima dan bekerja dengan sosok jaksa agung baru itu yang datang dari pihak luar," tutupnya.
Sebelumnya, Jaksa Agung Hendarman Supandji Namun Hendarman berharap, penggantinya berasal dari kalangan jaksa. Dia yakin jaksa karier itu sejak awal sudah melalui proses jenjang pendidikan jaksa.
"Kemudian juga melalui proses yang panjang," kata Hendarman di sela-sela silaturahmi dengan Presiden SBY di Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (10/9/2010).
Hendarman juag sudah mengajukan 8 calon Jaksa Agung dari level eselon satu. "Nah pilihlah 8 di antara itu," imbuh Hendarman.
(ndr/vit)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini