Para peneliti di Amerika Serikat (AS) dan Eropa mulai melakukan penelitian soal UFO sejak abad ke 19. Para Ufolog dari negara-negara maju tersebut menyimpulkan bahwa UFO dibawa oleh makhluk yang disebut Extra Terrestrial (ET) atau Alien Life Form (ALF).
Sejak tahun 1947, UFO kemudian populer dengan sebutan flying saucer. Penggunaan istilah ini pertama digunakan oleh Kenneth Arnold, seorang wartawan Amerika yang melihat sembilan obyek aneh terbang dalam suatu formasi di atas gunung Rainier, pegunungan Cascade, Washington, 24 Juni 1947. Sejak saat itu, istilah flying saucer atau piring terbang melekat dan mempengaruhi imajinasi banyak orang.
Sementara di Indonesia, selain akrab disebut piring terbang, UFO juga punya istilah lain, yakni Benda Terbang Aneh (Beta). Istilah ini diperkenalkan oleh peneliti UFO asal Indonesia, Marsekal Muda (purn.) J. Salatun, yang pernah berdinas di Angkatan Udara RI.
Selain Salatun, seorang akuntan publik di Bandung, CM Tanadi, juga sempat mempopulerkan istilah Benda Terbang Belum Dikenal (Betebedi) untuk benda misterius tersebut. Tanadi pada tahun 80-an banyak menerbitkan buku terjemahan tentang UFO dan majalah yang bernama Betebe.
Sejak tahun 90-an, di Indonesia memang banyak warga yang tertarik terhadap fenomena benda asing tersebut. Salah satu komunitas yang konsen dalam masalah kemunculan piring terbang ini bernama Komunitas Beta-UFO, yang mulai didirikan sejak 1997.
Komunitas ini dipelopori Nur Agustinus, dosen Psikologi di Bina Grahita Mandiri, Surabaya. "Kita membentuk komunitas ini karena ada persamaan visi terhadap fenomena UFO dari beberapa teman-teman yang ada di Indonesia, termasuk yang berada di luar negeri," kata Nur saat dihubungi detikcom.
Koordinasi yang mereka lakukan dalam mengamati UFO yakni dengan melakukan kontak telepon maupun melalui mailing list. Tidak itu saja, komunitas ini juga menerima masukan atau temuan masyarakat terkait penampakan UFO di seluruh Indonesia.
"Sejak terbentuknya komunitas ini kami selalu meminta agar masyarakat yang melihat atau mengetahui soal UFO bisa memberitahukan kepada kami. Pesan itu sudah kami sampaikan melalui media massa," jelas pria kelahiran Surabaya tersebut.
Berdasarkan penelitian dan pengamatan para anggotanya, UFO ternyata sering singgah di Indonesia. Jejak-jejak yang diketahui berupa lintasan cahaya aneh di atas, makluk aneh dan segala sesuatu yang tidak lajim seperti yang ada di bumi.
Dari pengamatan dan informasi yang diterima Beta-UFO, di Indonesia penampakan UFO kerap terjadi di tiga daerah, yakni Jakarta, Bandung dan Cirebon. Sebab itu, mereka menyebut ketiga daerah itu dengan istilah "segitiga UFO" di Indonesia. "Hingga sekarang kami terus mencari tahu kenapa UFO sering muncul di wilayah-wilayah tersebut," ujar Nur.
Ia menceritakan, seorang warga di Cirebon melaporkan pada tahun 2000 lalu, tentang adanya makluk asing yakni alien di daerahnya. Bocah berusia 6 tahun itu terpisah dari teman-temannya saat bermain di kebun tebu, yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Saat beranjak pulang anak tersebut tiba-tiba bertemu lima makhluk aneh. Badanya ditumbuhi banyak sisik. Tanpa berpikiran macam-macam bocah, yang namanya di rahasiakan itu, sempat bermain selama beberapa menit dengan makluk asing tersebut.
Bocah itu mungkin merasa hanya bermain beberapa menitan, tapi bagi orang tua dan para tetangga yang mencarinya, bocah itu telah menghilang selama dua pekan. Hal ini tentu saja membuat mereka panik. Tapi ternyata setelah dua pekan di cari-cari bocah tersebut pulang ke rumah.
Pihak keluarga menduga, bocah yang kini berusia 13 tahun tersebut dibawa makhluk halus, semacam jin atau lelembut. Namun menurut Nur, bocah tersebut diyakini bertemu dengan Alien. Ciri yang membuatnya semakin membuat Nur yakin, bocah itu sekarang dikenal sebagai anak yang cerdas di sekolahnya."Kami menerima laporan dari tetangga korban. Namanya sengaja kami rahasiakan supaya anak tersebut tidak mengalami tekanan mental," jelas Nur Agustinus.
Ada hal menarik yang disimpulkan komunitas ini, yakni UFO biasanya hadir di bumi, seperti di Indonesia, saat bumi sedang mengalami fenomena alam, seperti gempa, gunung meletus dan badai. "Beberapa tahun lalu di Amerika, pernah sebuah UFO meledak tersambar petir," kata Bambang Irawan, warga Jakarta yang pernah berpetualang dengan makhluk luar angkasa.
Bambang dan Nur kemudian punya kesimpulan kalau UFO datang saat terjadi gejolak alam karena rasa keingintahuannya. Sama halnya manusia di bumi yang tertarik menyaksikan gunung meletus atau fenomena alam lainnya.
Nah, ketika Gunung Kelud dan Anak Gunung Krakatau sedang begeliat belakangan ini, diperkirakan UFO akan datang untuk menyaksikannya. Kapankah mereka datang? Wallahualam. (ddg) (ddg/ddg)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini