Presiden Israel Berhenti karena Lakukan Pelecehan Seksual

Jerusalem - Presiden Israel Moshe Katsav akhirnya berhenti dari jabatannya setelah dituduhmelakukan serangkaian pelecehan seksual. Sebelumnya Katsav hanya dinonaktifkan dari jabatan sejak Januari 2007 setelah skandal seks tersebut muncul."Saya berharap mengakhiri masa jabatan saya sebelum dua minggu berakhir dan lalu mengumumkan pengunduran diri saya," tulis Katzav ke Ketua Parlemen Israel Dalia Itzik, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Sabtu (30/6/2007).Pengunduran diri Katsav akan berlaku dalam setelah 48 jam, ketika penggantisementara bapak lima anak itu ditentukan Itzik. Seharusnya Katsav masih menjabat sampai dua minggu lagi, ketika Shimon Peres menggantikannya sebagai presiden ke-9 Israel. Pengunduran diri tersebut dipakai Katsav sebagai cara meringankan hukumannya.Pria berusia 61 tahun ini dipidana melakukan serangkaian pelecehan seks olehPengadilan Negeri Jerusalem. Namun pengadilan membatalkan dugaan dua pemerkosaan.Katsav setuju menunda hukuman kurungan dan membayar denda 11 ribu dolar demi menghindar dari kemungkinan dipenjara dan divonis memperkosa, seperti yang muncul dalam dakwaan yang diserahkan polisi ke jaksa akhir Januari lalu.Salah satu korban dugaan pemerkosaan, A, menyatakan akan mengajukan banding terhadap 'kesepakatan' Katsav dengan pengadilan negeri tersebut. Mantan sekretaris Katsav ini mengaku diperkosa pada akhir 1990-an.Banyak pihak mengkritik kesepakatan itu, termasuk aktivis perempuan. Kesepakatan yang disetujui Jaksa Agung Israel Menachem Mazuz itu dinilai tidak adil. Kolumnis, pengamat hukum, pengamat politik dan politisi juga menyerang Mazuz karena menyetujui kesepakatan itu.Katsav akan menjadi kepala negara Israel pertama yang dituduh melakukan serangan seksual dan presiden kedua yang berhenti sebelum masa jabatan berakhir. Sebelumnya, pendahulu Katsav, Ezer Weizman, juga dipaksa berhenti pada tahun 2000 setelah terungkap menerima dana 450.000 dolar dari miliuner Prancis ketika menjabat menteri. (aba/aba)