Cacar Monyet Masih Dominasi Penyakit Kulit

Cacar Monyet Masih Dominasi Penyakit Kulit

- detikNews
Kamis, 05 Apr 2007 21:28 WIB
Surabaya - Hingga sekarang penyakit kulit yang sering menyerang masyarakat masih didominasi cacar monyet atau suleten. Jumlah pasien yang mengeluhkan cacar monyet ke RSU dr Soetomo Surabaya cukup tinggi. Dalam setahun, jumlah penyakit kulit cacar monyet berada di rangking tertinggi, 47 persen. Disusul jenis cangkrang 40 persen dan exim akibat alergi sebayak 13 persen.Ahli kulit anak RSU dr Soetomo, dr Sawitri SpKK(K) mengatakan, gejala cacar monyet ini ditandai kulit berwarna merah dan melepuh yang berisi nanah karena infeksi bakteri Streptococcus pyogenes. "Sering ditemukan pada bayi dan anak-anak usia 1 hingga 14 tahun. Bakteri kemudian masuk ke kulit melalui luka atau penyakit kulit lain yang sudah diderita si bayi atau anak," kata dr Sawitri saat ditemui di ruang pertemuan kulit kelamin RSU dr Soetomo, Surabaya, Kamis(5/4/2007). Cacar monyet ini memang mudah menular jika dibiarkan dan lukanya meluas begitu saja tanpa pengobatan selama 2 hingga 3 minggu. Penyakit ini juga akan mengganas bila kebersihan kurang terjaga, daya tahan tubuh rendah, adanya kelainan kulit lain, dan munculnya sumber penularan di sekitar lingkungan. Sedangkan pada cangkrang atau varisela atau cacar air, 90 persen terjadi pada anak berusia 10 tahun dan 5 persen terjadi usia 15 tahun. Penularannya melalui udara dan ludah. Cara penyebarannya, masuk ke tubuh manusia melalui selaput lendir saluran nafas atas (hidung, tenggorokan dan mulut). "Semula kulit muncul di wajah, kulit kepala atau badan lalu menyebar ke tangan dan tungkai. Namun bisa menyebar ke selaput lendir mulut, hidung, tenggorokan, mata, saluran kemih dan vagina," tambahnya. Pengobatan awal, lanjut dr Sawitri, bisa diberi bedak yang mengandung anti gatal. Namun bila mengalami gatal lebih hebat, bisa minum obat anti gatal melalui resep dokter. "Untuk semua penyakit kulit pada anak-anak, sebaiknya anak-anak tetap mandi dengan air hangat yang mengandung anti septik. Selain itu, untuk mencegah penyebaran penyakit, guntinglah kuku si anak secara berkala, mencuci handuk sprei secara terpisah dengan air hangat dan jangan lupa mencuci tangan," ujar dia. (gik/asy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads