Pasangan calon Gubernur Jakarta nomor urut 02, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, meraih 10% dari hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei. Awalnya, Dharma bilang hasil 10% itu adalah skenario Tuhan, tapi kini ia mengklaim harusnya ia mendapatkan suara 52%.
Pada Rabu (27/11) di Bale Gotong Royong, Antasari, Jakarta Selatan, Dharma menyebut hasil 10% itu adalah skenario Tuhan.
"Ini adalah skenario Tuhan, di mana otomatis dengan angka tersebut. Paslon Dharma-Kun menjadi penentu suaranya untuk memenangkan salah satu paslon, baik 1 maupun 3 nantinya," kata Dharma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Dharma, angka 10 persen merupakan hasil yang luar biasa. Sebelumnya, paslon independen itu hanya meraih survei elektabilitas di angka sekitar 3 sampai 5 persen.
"Ini adalah berkat luar biasa, karena kami berdua bukanlah orang yang berlatar belakang politik dan tidak mempunyai basis partai. Kami sungguh-sungguh berjuang untuk seluruh warga Jakarta," katanya.
"Kami sudah kerahkan seluruh kemampuan kami. Kami sampaikan apa yang bisa kami lakukan untuk memperbaiki keadaan Jakarta yang sedang tidak baik-baik saja. Baik itu melalui sistem ekonomi adil untuk tular adab yang selalu saya sampaikan dan sebagainya untuk memulihkan ekonomi Jakarta," sambungnya.
Meskipun hasil ini tidak meloloskannya ke Balai Kota, Dharma legawa dan menerima hasil sepenuhnya. Hasil quick count mereka masih terpaut jauh dengan dua paslon lain, Pramono-Rano sekitar 49 persen dan Ridwan Kamil-Suswono 39-40 persen.
"Namun pilihan sudah jatuh oleh rakyat. Kami tetap terima dengan ikhlas dan kami percaya ada rencana Tuhan yang lebih indah di dalam menentukan perjalanan bangsa ke depan," ucapnya.
Klaim 52%
Kini, Dharma memiliki respons yang berbeda. Ia mengklaim seharusnya ia dan Kun mendapatkan suara 52%.
"Dengarkan baik-baik, ini sebenarnya angka riil kemenangan kita, minimal seharusnya lebih dari 52 persen, 52,5 persen," ungkap Dharma ke para relawan di Bale Gotong Royong, Jumat (29/11/2024).
Dharma menyebut jumlah perolehan suaranya bahkan bisa lebih besar. Dharma mengatakan ada tiga hal yang mempengaruhi perolehan suaranya saat pilkada kemarin.
"Kita seharusnya menang karena kita sebenarnya mendapat dukungan dari yang pertama pendukung yang memiliki TPS 10%, yang kedua pendukung-pendukung yang tidak bisa hadir di TPS, dan yang ketiga pendukung yang terkena serangan fajar jenis lainnya," sebut Dharma.
Dharma mengatakan pendukung terpaksa menerima serangan fajar. Hal itu, lanjut dia, dilakukan karena warga tak punya pilihan lain karena sudah dimiskinkan.
"Karena ini yang saya katakan mereka diblok hatinya. Mereka tidak bisa membuat apa-apa, karena mereka sudah dimiskinkan. Sehingga mereka terpaksa, kita tidak tahu keadaan keluarga itu terpaksa mengambil karena mereka tidak tahan," kata Dharma.
Dharma prihatin ke para penerima serangan fajar. Menurutnya, mereka tidak tahu apabila hal tersebut telah menyebabkan kerugian.
"Inilah kenyataannya, kita harus mengasihi mereka-mereka itu karena mereka tidak tahu apa yang sudah mereka perbuat merugikan keluarga Jakarta secara keseluruhan dan bangsa Indonesia," ujarnya.
Simak Video: Pramono-Rano Deklarasi Kemenangan dan Kejutan 10% Suara Dharma-Kun