Partai Demokrat merespons Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menilai cagub Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil atau RK menunjukkan mentalitas orang kalah lantaran menemui Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai pernyataan Hasto itu sangat tendensius.
"Pernyataan Bung Hasto yang memberikan penafsiran pertemuan Pak RK dengan Pak Jokowi sebagai bentuk mempertontonkan 'mentalitas kalah' merupakan tafsir liar yang sangat tendensius. Tak berdasar, serta bentuk purbasangka," kata Kamhar kepada wartawan, Senin (4/11/2024).
Kamhar mengatakan RK sejatinya sudah menjelaskan konteks pertemuan dalam kapasitas Jokowi sebagai mantan Gubernur Jakarta. Kamhar menilai hal itu relevan dengan RK yang saat ini sebagai cagub Jakarta bersilaturahmi ke Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak RK telah menjelaskan konteks pertemuan atau silaturahmi yang dilakukan dengan Pak Jokowi dalam kapasitas Pak Jokowi sebagai mantan Gubernur Jakarta yang sudah tidak lagi menjabat sebagai Presiden. Sebagai Cagub Jakarta, menjadi sangat relevan dan berdasar bagi Pak RK untuk bersilaturahmi dengan Pak Jokowi," kata Kamhar.
Kamhar mengatakan pernyataan Hasto yang seolah Jokowi 'cawe-cawe' membantu RK itu sangat mencederai kewarasan publik. Dia menilai tafsir Hasto itu liar.
"Jadi jika kemudian Bung Hasto memberi tafsir yang berangkat dari purbasangka bahwa pertemuan itu agar Pak Jokowi cawe-cawe membantu Pak RK, sangat mencederai kewarasan publik," ujarnya.
Pernyataan Hasto
Hasto Kristiyanto sebelumnya menilai RK mempertontonkan mentalitas orang kalah. Sebab, kata Hasto, RK menemui Jokowi ketika eks Gubernur Jawa Barat (Jabar) itu mengalami kemunduran elektabilitas.
"Terima kasih, di tengah-tengah hasil survei yang menunjukan pasangan RK Itu mengalami penurunan secara drastis, menunjukkan ketidakpercayaan publik yang makin besar, kemudian Pak RK datang ke Pak Jokowi, itu menunjukkan mentalitas kalah," kata Hasto setelah menghadiri 'Victoria Run' di Tangerang seperti dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/11).
Hasto mengatakan langkah RK bertemu Jokowi tentu ingin meminta restu dan pertolongan agar menang dalam Pilkada Jakarta 2024. Hasto mengatakan langkah meminta restu dan pertolongan maju kontestasi politik seperti mengembalikan Indonesia ke budaya Orde Baru
Hasto menilai anak muda sebenarnya tidak suka langkah meminta pertolongan dan restu dalam kontestasi politik. Para generasi Z dinilai lebih suka kandidat menawarkan gagasan dan mempertontonkan prestasi.
"Budaya restu-restuan itu adalah budaya lama, budaya Orde Baru. Berbeda dengan budaya anak muda, generasi milenial, gen Z ya mengedepankan prestasi, itu bedanya. Harus turun ke bawah, dengan menampilkan gagasan yang baik, sehingga ketika RK datang ke Pak Jokowi itu menunjukkan sekali lagi mentalitet kalah, mentalitet bukan pejuang," katanya.
Simak Video: RK Sebut Jokowi Restui Projo Dukung RIDO di Pilgub DKI
(whn/eva)