Din Syamsuddin: Kalau Ada Paslon Keselip Lidah, Lebih Baik Dimaafkan

Pilkada Jakarta

Kenali Kandidat

Din Syamsuddin: Kalau Ada Paslon Keselip Lidah, Lebih Baik Dimaafkan

Rumondang Naibaho - detikNews
Senin, 04 Nov 2024 22:26 WIB
Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil (RK) menyambangi kediaman mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin di Jalan Margasatwa, Jakarta Selatan, Senin (4/11/2024). RK meminta nasihat dari Din.
Foto: Din Syamsuddin (kiri) bareng RK (kanan) (Andhika Prasetia)
Jakarta -

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin berbicara soal kemungkinan salah ucap pasangan calon peserta kontestasi politik. Dia meminta agar masyarakat memaafkan.

Hal itu disampaikan Din saat menerima kunjungan calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK) di kediamannya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Din mulannya berbicara tentang fenomena sarkasme dalam demokrasi Indonesia.

"Memang di dalam demokrasi di Indonesia ini, dari dulu dan terutama sejak era reformasi selalu ada like or dislike, sinisme apalagi sarkasisme dan sering melihat calon-calon itu tidak di Jakarta, juga di daerah-daerah lain," katanya dalam pertemuan Senin (4/11/2024) itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena itu, kata dia, bahkan terjadi hingga tingkat kepala negara. Menurutnya setimen yang diserang cenderung berfokus pada personal bukan kebijakannya.

"Bahkan di tingkat nasional, presiden, sering menyinggung hal-hal yang bersifat personal maupun peribadi, bukan kebijakan dan itu di blow up, slip of the tongue, keseleo lidah menjadi isu besar," ujar Din.

ADVERTISEMENT

Dia menilai, perilaku demikian tak elok dilakukan. Apalagi, katanya, sampai mengabaikan kebaikan yang telah dilakukan. Karena itu menurutnya lebih baik untuk memaafkan.

"Seyogianya saya berpesan tidak demikian. Manusia pasti ada kelemahan, kesalahan, jadi lebih bagus dimaafkan," ucap Din Syamauddin.

"Tapi jangan lupa lihatlah potensi seseorang itu untuk menjadi pemimpin kita. Jangan kemudian malingkan diri dari fokus pada figur itu," tambah dia.

Menurutnya tak ada yang salah dari mengkritik. Hanya saja, kritik disampaikan sesuai konteks dan tupoksi kerjannya bukam hanya menyasar personal individunya.

"Kalau menyasar kepada personel sah saja, selama itu menyangkut kebijakan terutama yang sudah sedang mendapat amanah kepemimpinan kalau salah, kita kritik," turur Din.

"Memang kebijakan dan orang tak terpisahkan, tapi kalau masih dalam kampanye karena ada ya, keselip lidah kemudian dibesar-besarkan apalagi sudah minta maaf. Ajaran Islam menyuruh kita untuk memaafkan dan jangan kemudian melupakan sosok kebaikan dan keperluan bagi memimpin kita di masa yang akan datang," pungkas dia

(ond/maa)



Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler

Hide Ads