Survei dilakukan 4 hingga 10 Oktober 2024. Populasi survei merupakan warga Jawa Timur berusia 17 tahun ke atas/sudah menikah dengan jumlah responden 1.200.
Metode survei multistage random sampling dengan margin of error +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sistem pengambilan survei melakukan wawancara tatap muka.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR, awalnya memaparkan elektabilitas cagub tanpa pasangan. Hasilnya, Khofifah tetap unggul. Berikut datanya berdasarkan nomor urut paslon:
Luluk Nur Hamidah 2,8%
Khofifah Indar Parawansa 66,7%
Tri Rismaharini (Risma) 24,1%
TT/TJ 6,4%
Poltracking juga menampilkan survei elektabilitas cawagub Jatim. Hasilnya, Emil Dardak unggul. Berikut rinciannya:
Lukmanul Khakim 4,3%
Emil Dardak 66,3%
Zahrul Azhar Asumta Gus Hans 16,2%
TT/TJ 13,2%
Poltracking kemudian menanyakan kepada responsden soal paslon yang dipilih jika saat ini berada di bilik suara. Hasilnya sebagai berikut:
Luluk-Lukman 2,8%
Khofifah-Emil 67,5%
Risma-Gus Hans 24,6%
TT/TJ 5,1%
Hanta Yuda menyoroti jumlah undecided voters yang semakin menipis menjelang pemungutan suara. Ia juga melihat gap atau jarak yang besar antara Khofifah dengan pesaingnya.
"Undecided voters sudah mengecil, karena semakin mendekati pemilihan atau penentuan hak suara biasanya yang menentukan pilihannya. (Jarak Khofifah dan Risma) Lebih dari 2 kali lipat. Pertanyaannya, apa mungkin menyusul dengan waktu kurang dari 1,5 bulan? Sementara untuk paslon nomor 1 lebih jauh lagi selisihnya," kata Hanta Yuda dalam pemaparannya, Kamis (17/10/2024).
Lebih lanjut, Hanta memaparkan tren elektabilitas paslon Cagub dan Cawagub Jawa Timur. Hasilnya, Khofifah-Emil mengalami kenaikan elektabilitas hingga 10,2% dibandingkan bulan sebelumnya. Berikut rinciannya:
Luluk-Lukman
September: 2,2%
Oktober: 2,8%
kenaikan: 0,6%
Khofifah-Emil
September: 57,3%
Oktober: 67,5%
kenaikan: 10,2%
Risma-Gus Hans
September: 22,7%
Oktober: 24,6%
kenaikan: 1,9%
Hanta Yuda menilai, ada beberapa faktor yang membuat elektabilitas Khofifah-Emil semakin tinggi. Salah satunya ialah tingginya kepuasan kinerja Khofifah dan Emil sewaktu memimpin Jatim.
"Bagaimana tren elektabilitas kandidat ini? Khofifah kenaikan signifikan 10,2%. Sementara pasangan Risma kenaikannya hanya 1,9% masih di-range margin of error," jelasnya.
"Dalam persepsi pemilih anggap tidak ada yang lebih baik penantangnya, bisa jadi mereka kembali memilih pertahana yang sudah cukup dikenal, atau memilih tak datang ke TPS atau golput," sambungnya.
Simak: Membaca Peta Koalisi Pilkada Jatim
(taa/gbr)