Calon Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan telah memiliki sejumlah rencana program kerja untuk membantu nelayan dan industri garmen di Jateng. Menurutnya, dua sektor tersebut tergolong penting untuk dikembangkan.
Khusus untuk industri garmen, dia menjelaskan pihaknya bakal mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Jateng. Salah satu caranya dengan memperbanyak Balai Pelatihan Kerja (BLK) di sejumlah wilayah Jawa Tengah.
"Yang ada sumber daya manusia yang siap pakai. Sehingga ke depan harus punya BLK, balai latihan kerja di wilayah kita yang banyak," kata Luthfi saat berkunjung ke salah satu Perusahaan Garmen di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (2/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, BLK tersebut tidak hanya bermanfaat bagi industri garmen saja. Namun juga bisa bermanfaat pada sektor lain
"Sehingga para pencari kerja di latih dulu mereka siap pakai masuk di wilayah garment atau usaha lain," jelasnya.
Tak hanya itu, dirinya pun bakal bekerja sama dengan kementerian atau lembaga terkait untuk menekan import thrifting atau pakaian bekas. Menurutnya, hal itu penting dilakukan karena import pakaian bekas menjadi salah satu ancaman serius bagi sektor garment dalam negeri.
"Harus ditekan keran impor terutama bahan-bahan thrifting (pakaian bekas) itu juga menggerus. Tata niaga itukan bukan kewenangan kita tapi pusat yang harus kita diskusikan bersama. Sehingga tekstil bisa dilindungi," tuturnya.
"Ya makanya di tempat kita program ke depan integrasi program antara pusat kepada provinsi. Integrasi itu lah yang bakal saya gunakan untuk pembangunan di daerah," sambungnya.
Untuk membantu nelayan, Luthfi mengatakan pihaknya bakal mendorong lebih banyak SPBU solar di daerah muara. Menurutnya, hal itu bisa mempermudah nelayan untuk mendapatkan solar.
"Kalau solar SPBU itu ada di deket-deket muara. (Manfaatnya) Satu transportasinya gampang, kedua tidak ada mafia yang memainkan harga, nelayan bisa langsung bersentuhan dengan SPBU solar itu sendiri," tutupnya.
Simak juga Video 'Ahmad Luthfi Keliling Klaten, Singgung Ekonomi Jateng Turun 30%':