Elite PDIP vs Projo soal Jokowi Dianggap Lebih Dengarkan Relawan

Elite PDIP vs Projo soal Jokowi Dianggap Lebih Dengarkan Relawan

Dwi Rahmawati - detikNews
Sabtu, 15 Jun 2024 08:53 WIB
Ketua Fraksi PDIP DPR RI, Utut Adianto, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2024).
Utut Adianto. (Dwi Rahmawati/detikcom).
Jakarta -

Terjadi pertentangan antara elite PDI Perjuangan dengan relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi). PDIP menyebut bahwa Jokowi lebih menganggap relawan dibandingkan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas).

Awalnya, elite PDIP yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto mempertanyakan masa depan Lemhannas dan Wantannas saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Gubernur Lemhannas dan Sesjen Wantannas, Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (14/6).

"Yang ke depan harus kita pikiran Pak Gubernur, Pak Sesjen. Ini lembaga mau dikemanain, where are you going to? Kalau zaman Pak Harto saya tidak pernah stereotip terhadap satu pemerintahan, Lemhannas adalah salah satu requirement untuk jabatan bupati, jabatan gubernur, jadi orang mau datang, kalau sekarang siapa? Wantannas, minta maaf, apalagi," kata Utut dalam rapat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurutnya, saat ini orang jarang yang mau bertemu dengan Wantannas atau Lemhannas. Utut kemudian menyinggung soal RUU TNI dan Polri yang pembahasannya dilakukan di DPR RI.

"Saya berkata gini berani, karena sekarang ada RUU TNI dan Polri yang akan masuk, potensi teman-teman TNI akan bisa ke semua kementerian lembaga. Minta maaf kalau selama ini di pikiran teman-teman inilah tempat parkir para petinggi TNI maupun Polri, ini yang harus kita perbaiki," ujar Utut.

ADVERTISEMENT

Ia mengulas kembali pernyataan dari Sesjen Wantannas, Laksdya TNI Hutabarat, terkait anggota tetap Wantannas. Di sana terlihat Presiden Joko Widodo berada di tingkat tertinggi sebagai Ketua Dewan, sementara yang lainnya seperti Wapres Ma'ruf Amin, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto hingga Mendagri Tito Karnavian sebagai anggota tetap.


"Kalau Bapak tadi Pak Laksamana Madya Hutabarat (Sesjen Wantannas) tadi bercerita ada Pak Jokowi, 8 menteri, saya pastikan nggak pernah ketemu," ujar Utut.

"Kalau benar saya kasih Rp 10 juta, Rp 100 juta, kalau saya yang, bapak yang nggak bener bapak kasih saya Rp10 juta. Susah Pak, ada Pak Laoly (Menkumham), Pak Mendikbud, Panglima, Kapolri, nggak mungkin," sambungnya.

Utut kemudian menyinggung jika Presiden Jokowi juga lebih mendengar relawan Pro Jokowi hingga Bara JP dibanding Wantannas dan Lemhannas. Ia menyebut lantas akan dikemanakan lembaga ini.

"Presiden lebih dengar Projo ketimbang Wantannas, presiden lebih dengerin Bara JP ketimbang Gubernur Lemhannas. Lantas kita mau letakkan di mana? Mohon maaf ini bukan soal keberpihakan-keberpihakan, kami sudah clear tadi kita dukung anggaran, tetapi bernegara nggak bisa begini, hanya di atas kertas Bapak hebat, di atas kertas ada 8 menteri dan Bapak Sekretaris, komunikasi dengan presiden, lapangannya tidak!" ucap Utut.

Ia berharap nantinya lembaga ini akan bekerja lebih maksimal. Terlebih akan ada Undang-Undang yang mengatur lebih jelas.

"Ke depan kalau nanti TNI dan Polri undang-undangnya kita gedok, Bapak akan disebar, diperbantukan di sipil, dan manfaat Bapak jauh lebih hebat," imbuhnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Waka Komisi I DPR Sebut Jokowi Lebih Dengar Projo Dibanding Wantannas






Hide Ads