Organisasi relawan Pro Jokowi (Projo) menilai skenario dan narasi mengenai kotak kosong hingga penjegalan di Pilgub Jakarta tidak tepat. Projo menyampaikan partai politik melakukan kalkulasi dan perhitungan sehingga lebih memilih calon yang memiliki peluang menang lebih besar.
Bendahara DPP Projo Panel Barus mengatakan tidak ada skenario kotak kosong dan penjegalan bagi PDIP di Pilgub Jakarta. Dia mengatakan dinamika politik yang terjadi adalah sejumlah parpol melakukan kalkulasi ulang mengenai calon yang akan didukung di Pilgub Jakarta.
"Berkembangnya narasi tentang kotak kosong di Pilkada Jakarta dan narasi penjegalan, ada narasi tentang penjegalan terhadap satu partai yaitu PDIP kami tegaskan di sini bahwa DPP Projo memandang tidak ada skenario kotak kosong, tidak ada upaya-upaya penjegalan ini," kata Panel Barus di DPP Projo, Jakarta Selatan, Jumat (9/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malah Projo melihat, yang terjadi adalah sebuah dinamika di mana partai-partai yang tadinya mau mendukung calon tertentu mungkin sedang melakukan kalkulasi ulang calon tersebut bisa menang atau tidak," ujarnya.
Selain itu Projo juga melihat parpol lain seperti halnya PDIP menemui kesulitan dalam menemukan mitra koalisi. Dia pun membantah adanya skenario kotak kosong hingga penjegalan di Pilgub Jakarta.
"Kami juga melihat teman-teman di PDIP dalam menghadapi Pilkada Jakarta memang saya lihat agak kesulitan menemukan mitra koalisinya, bukan ketinggalan, yang ada memang kami melihat ada situasi di mana teman-teman PDIP memang mengalami sebuah kesulitan menemukan mitra koalisinya," ujarnya.
Lebih jauh, Panel mengatakan Projo meyakini calon yang didukung di Pilgub Jakarta yakni Ridwan Kamil atau RK bakal meraih kemenangan. Hal itu berkaca pada Pilgub Jakarta sebelumnya di mana petahana selalu kalah dan calon yang awalnya unggul di survei justru kalah saat masa pemilihan.
"Kalau Projo berkeyakinan Pilkada Jakarta kita dukung Ridwan Kamil sejak awal, kita yakin Ridwan Kamil bisa menang, karena sejarahnya petahana tidak pernah menang dan sejarahnya semua yang unggul di survei pasti kalah," katanya.
(isa/isa)