Lembaga Survey dan Polling Indonesia (SPIN) melakukan survei opini publik terkait Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2024. Hasilnya, pemilih Pilgub Jateng lebih melihat figur kandidat dibandingkan partai pengusung untuk menentukan pilihan.
Survei dilakukan pada 27 Mei-4 Juni 2024 dengan pengambilan 1.070 sampel responden berusia 17 tahun ke atas di 35 kota/kabupaten di Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan multistage random sampling dengan margin of error +/- 3,0 persen.
Direktur SPIN Igor Dirgantara mengatakan pihaknya menanyakan pertimbangan responden dalam menentukan pilihan pada Pilgub Jateng 2024. Dia mengatakan pemilih Jateng yang lebih mempertimbangkan figur kandidat calon gubernur (cagub) sebesar 51,3%, yang memilih dengan mempertimbangkan partai pengusung sebesar 20,9%, sementara yang mempertimbangkan faktor figur kandidat sekaligus partai pengusungnya sebesar 17,8%.
"Pertanyaan yang kita ajukan juga dalam memilih calon gubernur Jawa Tengah nanti, apakah Anda hanya mempertimbangkan faktor partai politik pengusungnya saja atau hanya faktor personal, pribadi calon gubernurnya sendiri atau mempertimbangkan kedua-duanya. Jadi kita tanyakan itu. Nanti kalau mau milih itu, Anda mempertimbangkan partai politik pengusungnya, figurnya atau dua-duanya, gitu ya," kata Igor Dirgantara melalui zoom meeting, Sabtu (8/6/2024).
"Jadi, 20,9% yang menjawab akan memilih berdasarkan faktor partai pengusungnya, sementara yang akan memilih figurnya, faktor personal ini ya calon gubernurnya itu lebih tinggi ada 51,3%. Yang menjawab dua-duanya 17,8 persen, yang tidak menjawab itu 10%," imbuhnya.
Igor mengatakan temuan itu memberikan tanda jika kandidat di luar PDIP masih berpeluang untuk memenangkan Pilgub Jateng 2024. Dia mengatakan Jateng selama ini dikenal sebagai 'Kandang Banteng'.
"Jadi ketimbang memilih faktor partai pengusungnya, mereka lebih suka melihat figurnya. Jadi kalau kita lihat ini ya, sebagian besar ya 51,3%% publik Jawa Tengah itu lebih mempertimbangkan figur calon gubernurnya dibandingkan faktor partai politik pengusungnya yang hanya 20,9%, itu mengindikasikan terbukanya peluang, sangat besar bagi calon-calon dari non-PDIP untuk terpilih menjadi Gubernur Jateng berikutnya," ujarnya.
Igor mengatakan pertarungan Pilgub Jateng 2024 masih dinamis. Dia mengatakan swing voters masih tinggi yakni sebesar 66,8%.
"Dinamisnya pertarungan di Pilgub Jawa Tengah semakin kuat bila dilihat ternyata temuan survei menunjukkan swing voters masih besar yakni 66,8%, sementara strong voters masih 33,2%. Artinya ketika kita tanyakan apakah pilihan anda sudah tetap atau nanti kemungkinan akan berubah lagi, atau masih dapat berubah, ada 33,2% yang menyatakan sudah tetap tidak berubah, sementara yang menyatakan masih dapat berubah ya belum tetap itu cukup tinggi 66,8%," ujarnya.
(mib/lir)