Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, menilai masyarakat harus menyambut pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan gegap gempita. Fahri juga memberikan saran kepada pejabat yang ditugaskan untuk membangun IKN.
Hal itu disampaikan Fahri dalam talkshow d'Rooftalk detikcom dengan tema 'IKN, Tapera dan Polemik Politik Menuju Masa Transisi', Rabu (5/6/2024). Fahri mulanya menyebut pejabat IKN harus mampu menangkap keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembangunan itu.
"Kritik saya kepada IKN itu adalah, maksud saya kepada pejabat IKN itu, dia harus menangkap keinginan Pak Jokowi itu lalu kemudian dipersembahkan kepada bangsa Indonesia sebagai sesuatu yang besar," kata Fahri dalam acara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga orang itu mau berkorban untuk melihat bangunan baru dan monumen baru yang saya bilang 100 tahun kemerdekaan kita itu dibangun bersama-sama, tidak saja yang secara profesional bahagia termasuk voluntirisme juga akan muncul, termasuk rakyat dengan tanahnya," imbuhnya.
Fahri menilai para pekerja IKN harusnya didoktrin dengan membangun arah baru negara. Sehingga, kata dia, sosialisasi pembangunan IKN ini harus didramatisasi.
"Bahkan dalam mendoktrin pekerja-pekerja di sana harus dengan semangat kita membangun arah baru dari negara kita, pindah dari Pulau Jawa mendekat ke seluruh rakyat Indonesia di titik tengah, jadi harus ada dramatisasi," kata dia.
Menurut Fahri, selama ini pembangunan IKN selama ini terlalu teknis. Dia pun memberikan saran kepada pejabat IKN.
"Mungkin itu yang kurang sehingga kemudian kerjanya terlalu teknis, begitu mentok itu sulit dia hadapi. Maka saran saya kepada pemimpin yang baru kita membangun IKN ini seperti membangun markah bangsa, jadi satu petanda bagi perjalanan bangsa, supaya itu ada nilai kolektifnya," tutur Fahri.
"Orang harus menyambut IKN itu dengan gegap gempita, jangan dingin-dingin aja. Perusahaan properti sekarang udah tidak bangun bangunan lagi, mereka bangun kota kok, masak konglomerat bisa bangun kota kita nggak bisa," imbuhnya.
Fahri menganggap pembangunan IKN untuk merangkum memori kolektif bangsa. Selama ini, kata dia, tidak ada tempat di negeri ini yang merangkum memori bangsa.
"Saya sendiri menganggap salah satu fungsi IKN adalah paling tidak dua. Satu untuk merangkum memori kolektif bangsa, nggak ada di republik ini tempat kita merangkum memori," katanya.
Fahri berharap IKN nanti akan menjadi seperti universal studio sebagai monumen untuk melihat perjalanan bangsa secara utuh.
"Nanti orang Aceh, orang Sulawesi, Papua, orang Jawa datang ke IKN itu melihat seluruh Indonesia di sana. Maka dia situ sebenarnya seperti universal studio bagi anak-anak kecil yang ingin melihat masa depannya dan ingin melihat bangsanya dalam bentuk yang utuh, jadi ada antusiasme," pungkasnya.
(lir/aud)