Tentang Split Ticket Voting, Disinggung Terkait Perbandingan Suara PDIP-Ganjar

Tentang Split Ticket Voting, Disinggung Terkait Perbandingan Suara PDIP-Ganjar

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 18 Feb 2024 15:55 WIB
Petugas KPPS menunjukan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024 di TPS 34, Manahan, Solo Jawa Tengah, Rabu (14/2/2024). Berdasarkan hasil penghitungan suara di TPS 34 tempat Gibran Rakabuming Raka mencoblos dari total 171 suara yang masuk, pasangan no urut 02 Prabowo-Gibran menang dengan perolehan 110 suara, pasangan 03 Ganjar-Mahfud dengan 53 suara, pasangan 01 Anies-Muhaimin memperoleh 6 suara. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/YU
Foto: Ilustrasi perhitungan suara di Jawa Tengah (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)

Analisis Penyebab PDIP Unggul Tapi Suara Ganjar Rendah

Sebagaimana diketahui, dalam hitung cepat sejumlah lembaga survei dan termasuk LSI Denny JA, pasangan capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran, unggul. Sedangkan dalam kategori pileg, PDIP unggul dari partai-partai lainnya dengan.

Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mengatakan faktor pertama terjadinya hal itu ialah fenomena split ticket voting. Fenomena itu terjadi khususnya di PDIP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengapa terjadi perbedaan pemenang pilpres dengan pemenang pemilu legislatif? Alasan pertama yang kami temukan pada perilaku pemilih sebagai split ticket voting. Split ticket voting ini dalam survei yang kita kerjakan di akhir Januari sampai 6 Februari 2024 ini menunjukkan split ticket voting terjadi di beberapa partai, khususnya terjadi di PDIP," kata Adjie dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring di YouTube LSI Denny JA, Kamis (15/2/2024).

ADVERTISEMENT

Ardie lalu mencontohkan dua wilayah terjadinya fenomena split ticket voting yang terdapat di Jawa Tengah dan Bali. Di dua daerah tersebut pasangan Prabowo-Gibran unggul dalam pilpres, tapi PDIP unggul dalam pileg.

"Survei terakhir kita menunjukkan dari pemilih PDIP ada 32,80 persen yang memilih Prabowo-Gibran, sementara 60,40 persen tetap pilih Ganjar-Mahfud. Begitu juga dengan PKB, di PKB ada 30,50 persen memilih pasangan Prabowo-Gibran, sementara yang ke Anies 46 persen," katanya.

Menurut Ardie, fenomena split ticket voting ini terjadi karena banyaknya jenis pemilihan di Indonesia. Dia mengatakan semakin banyak jenis pemilihan akan membuat para pemilih memisahkan pilihannya sesuai kategori pemilihan.

"Fenomena split ticket voting terjadi dalam pemilu yang banyak atau banyak jenis pemilihannya. Termasuk di kita karena ada pemilu legislatif, pemilu presiden, sehingga terjadi split ticket voting yang dilakukan secara sengaja oleh pemilih. Karena pemilih menilai mana capres yang mereka pilih, mana partai yang mereka pilih," ujar Ardie.


(rdp/imk)



Hide Ads