Puan dan Yenny Wahid Beri Wayang ke Ganjar-Mahfud, Simbol Aspirasi Rakyat

Puan dan Yenny Wahid Beri Wayang ke Ganjar-Mahfud, Simbol Aspirasi Rakyat

Anggi Muliawati - detikNews
Sabtu, 10 Feb 2024 09:31 WIB
Puan beri Wayang ke Ganjar-Mahfud
Foto: Puan beri Wayang ke Ganjar-Mahfud (tangkapan layar)
Jakarta -

Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md menggelar kampanye akbar penutup di Solo, Jawa Tengah. Dalam acara tersebut, Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud, Puan Maharani memberikan wayang kepada Ganjar.

Pantauan detikcom di depan kantor Wali Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024), terlihat Puan memberikan wayang Wisanggeni kepada Ganjar. Wayang tersebut diterima langsung oleh Ganjar.

Kemudian, Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid dan Ketua TPN Arsjad Rasjid juga memberikan wayang Semar kepada Mahfud. Terlihat, Mahfud menerima wayang tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar dan Mahfud tampak mengangkat wayang yang diberikan kepada mereka. Ganjar dan Mahfud tampak didampingi oleh istri masing-masing.

Sebelumnya, Ganjar dikirab menggunakan gerobak sapi. TPN Ganjar-Mahfud mengungkapkan dalam acara itu juga akan ada atraksi wayang di depan kantor Wali Kota Solo.

ADVERTISEMENT

"Salah satu narasi utamanya adalah kami ingin menggambarkan sebuah perjalanan dari Solo menuju Semarang, dari era pemerintahan Jokowi menuju era pemerintahan Ganjar-Mahfud," kata Deputi Kanal Media Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

"Dalam kirab ini juga nanti kita akan mengadakan berbagai simbolisasi yang menggambarkan adanya titipan harapan-harapan rakyat terhadap Ganjar sebagai presiden rakyat," sambungnya.

Karaniya mengatakan atraksi wayang itu sebagai bentuk aspirasi dari masyarakat Solo. Dia menuturkan nantinya akan ada peran Batari Durga hingga peran Wisanggeni.

"Lakon wayang itu menggambarkan seorang Betari Durga yang memiliki ambisi kekuasaan yang berlebihan, yang melampaui batas dan ingin menaikkan putranya dengan segala macam cara, tanpa memperhatikan norma-norma etika, dan upaya ambisius yang melampaui batas-batas etika dan kepatutan inilah yang kemudian dilawan oleh seorang ksatria dan digagalkan, nama ksatria itu adalah Wisanggeni. Wisanggeni ini dibantu oleh seorang tokoh yang maha sakti yaitu semar," paparnya.

(amw/zap)



Hide Ads