Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyoroti tingginya permintaan alat kesehatan (alkes) di RI. Namun kenyataannya, Ganjar menyebut anggaran pengadaannya kerap bermasalah.
Hal tersebut disampaikan Ganjar dalam Dialog Capres Bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045 di Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (11/1/2024). Ganjar awalnya mendorong agar 1 persen Produk Domestik Bruto (PDB) RI digunakan untuk riset dan pengembangan.
"Kami berbincang soal ini dengan BRIN, pak kita mulai research and development dari PDB, 1% saja pak. Kita dorong kemudian agar biaya research-nya mencukupi. Risetnya sudah pak di BRIN, kita ndak punya loh pak," kata Ganjar dalam dialog tersebut.
Ganjar kemudian menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Kala itu, Ganjar menyebut permintaan peralatan kesehatan menjadi yang tertinggi, namun kerap bermasalah. Menurutnya, kondisi seperti ini tak boleh diteruskan.
"Mohon maaf dengan segala hormat, setiap kami menyusun anggaran, pengalaman saya 10 tahun jadi gubernur, permintaan tertinggi adalah alkes pak. Dan maaf, yang banyak bermasalah juga alkes pak. Ini tidak boleh diteruskan dan mesti dihentikan," ujarnya.
Ganjar memandang permasalahan alkes bisa diselesaikan dengan cara mengembangkan industri kimia dasar dan petrokimia. Menurutnya, selama ini RI dimanjakan dengan impor yang memudahkan perekonomian. Namun, semua itu tak menjadikan RI menjadi bangsa mandiri.
"Kita digoda terus dalam mencari kemudahan. Di situlah kita tak pernah berdikari dalam bidang ekonomi sampai kapan pun," terangnya.
Ganjar juga memandang dibutuhkan kawasan industri kesehatan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Nantinya, kata dia, RI diharapkan mencari mitra internasional strategis dalam pengembangan kawasan industri tersebut.
"Maka tim kami sudah merancang, kenapa saya sebut kawasan industri kesehatan? Itu trigger yang bisa kita mulai," terangnya.
"Dalam konteks diplomasi internasional kita harapkan kita punya mitra strategis negara negara lain untuk kebutuhan itu. Ketika disebut Pak Ganjar gimana bangun Selatan-Selatan? Oke Selatannya diinvertarisir dulu dong. Maka gimana politik luar negeri bebas aktif. Aktifnya sekarang otonomi strategi inilah kita pilih itu dgn mitra negara lain, pak tadi harus segera dimulai dan negara haru memproteksi kalau enggak negara kalah terus," sambungnya.
(taa/azh)