Amiruddin al Rahab Berharap Isu Papua Diangkat di Debat Capres

Amiruddin al Rahab Berharap Isu Papua Diangkat di Debat Capres

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 07 Jan 2024 13:57 WIB
Komisioner Komnas HAM Amiruddin Al Rahab (Sams-detik)
Foto: Amiruddin Al Rahab (Sams-detik)
Jakarta -

Debat Pilpres ke-3 malam ini membahas topik keamanan, pertahanan hingga geopolitik. Wakil Ketua Bidang Eksternal Komnas HAM 2020-2023, Amiruddin al Rahab mendorong agar para capres mengangkat isu konflik Papua dalam debat nanti malam.

"Papua selama ini hanya sekadar dijadikan gimmick dan objek kunjungan oleh Jakarta. Belasan kali kunjungan, tapi tidak memperbaiki keadaan Papua. Sudah saatnya para capres benar-benar mencarikan cara penghentian konflik berdarah yang ada di Papua. Selama 2023 saja sudah lebih 50 orang korban jiwa dari berbagai pihak," kata Amiruddin al Rahab kepada wartawan, Minggu (7/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amir mengatakan topik debat capres saat ini erat kaitannya dengan masalah di Papua. Oleh karena itu, dia mendorong agar para capres menyampaikan strategi menjaga keamanan di Papua.

ADVERTISEMENT

"Topik debat capres kali ini tentang keamanan, pertahanan, geopolitik dan politik luar negeri. Topik-topik itu, sangat erat kaitannya dengan kondisi di Papua. Oleh karena topiknya Papua bangat, maka para capres perlu menyampaikan strategi keamanan dan pertahanan di Papua agar rakyat atau aparat tidak terus-terusan menjadi korban," ungkapnya.

Dia juga menilai bahwa untuk konteks geopolitik multipolar, sudah seharusnya para capres menyusun langkah-langkah diplomasi. Semata-mata untuk mewujudkan Papua yang damai.

"Diplomasi RI harus hadir nyata dan berkualitas di Pasifik. Jangan lagi diplomasi RI di Pasifik sekedar gimmick-gimmick yang tidak berkualitas," ujarnya.

Wakil Ketua Bidang Eksternal Komnas HAM 2020-2023 ini menegaskan bahwa Papua merupakan beranda terdepan di kawasan Pasifik. Namun, selama ini masalah tidak diurus dengan baik.

"Papua adalah beranda terdepan di Pasifik, sayangnya hari ini salah urus. 9 tahun Jokowi tidak mampu mengubah situasi konfliktual yang memakan banyak korban di Papua. Sudah saatnya rakyat Papua memperoleh hidup yang damai dan aparatur negara bisa nyaman bertugas di Papua," katanya.

(rdp/fjp)



Hide Ads