Istri (calon presiden) capres 2024 nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh, memborong sembako di Pasar Induk Rau, Serang, Banten. Setelah berkeliling pasar, dia juga foto bersama warga.
"Minyak gimana, Bu," kata Atikoh kepada seorang pedagang di lokasi pada Senin (11/12/2023).
Di Pasar Rau, pertama kali Atikoh datang ke pedagang sayur-sayuran dan menanyakan berbagai harga sayur mulai dari mentimun dan kacang panjang. Ia juga keliling ke kios daging, beras, minyak goreng sambil menyapa dan mengajak bicara.
"Agak mulai naik. Ini saya jual Rp 19 ribu, untungnya cuma seribu rupiah," kata pedagang tersebut.
Usai keliling pasar, Atikoh menjadi sasaran foto. Ada warga yang meminta selfie, hingga ada pendekar berpakaian yang mengajak foto dengan pose silat.
"Bu, pakai pose silat ya," kata salah satu pendekar.
Atikoh pun menuruti permintaan pendekar. Lantas ia ikut berpose seperti pendekar sedang silat.
Kepada wartawan, Atikoh mengatakan harga beberapa komoditas sembako memang relatif stabil. Memang ada kebutuhan seperti beras atau cabai yang agak mahal.
"Jadi memang ini juga dikeluhkan oleh teman-teman pedagang karena mereka juga konsumennya membelinya cuma sedikit-sedikit seperti cabai setan itu udah Rp 120 ribu per kilo yang biasanya beli sekilo sekarang seperempat kilo, biasanya beli setengah kilo sekarang paling satu ons atau ngecer, seperti itu," ujarnya.
Atikoh menyebut kenaikan harga di pasar, khususnya sembako, memang dipengaruhi salah satunya faktor oleh musim. Apalagi sekarang sudah memasuki musim penghujan.
"Memang ada beberapa kemungkinan ya. yang pertama dari hulunya itu. memang karena mukai hujan itu berpengaruh terhadap masa panen mereka yang biasanya produktifitas tinggi agak terkurangi karena faktor cuaca," katanya.
Makanya, Atikoh mengatakan jika ada kenaikan harga, maka yang terpenting katanya harus ada intervensi dari pemerintah. Ini dilakukan agar para petani tidak dirugikan.
"Harapannya bisa diintervensi sehingga petani mendapatkan keuntungan," pungkasnya.
Simak juga 'Ganjar Usul Koruptor Diseret ke Nusakambangan':
(bri/aud)