Kursi penumpang bus TransJakarta (TransJ) menjadi sasaran vandalisme dengan ditempeli stiker calon legislatif (caleg). Bawaslu menyatakan bahan kampanye dilarang dipasang di tempat dan fasilitas umum.
"Bahan kampanye seperti stiker dan poster dilarang ditempelkan di tempat umum, yakni sarana dan prasarana publik, termasuk taman dan pepohonan," kata Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta Benny Sabdo kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).
Dia mengatakan larangan tersebut diatur dalam Pasal 70 ayat (1) huruf g PKPU 15/2023 tentang Kampanye Pemilu. Menurutnya, properti bus TransJakarta juga merupakan sarana dan prasarana publik seperti taman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahasa PKPU tidak menyebut TransJakarta, tapi sarana dan prasarana publik, termasuk taman dan pepohonan," ujar dia.
Bawaslu mengimbau peserta pemilu untuk menaati peraturan yang berlaku. Dia juga mempersilakan masyarakat untuk melapor ke Bawaslu jika menemukan pelanggaran.
"Bawaslu DKI mengimbau kepada peserta pemilu dan masyarakat selama masa kampanye agar patuh pada seluruh regulasi pemilu," ujar dia.
"Silakan kalau ada masyarakat ingin buat laporan kepada Bawaslu," tambahnya.
Kursi TransJ Jadi Sasaran Vandalisme
Sebelumnya diberitakan, properti bus TransJakarta menjadi sasaran vandalisme dengan ditempeli stiker caleg dari salah satu parpol. Stiker caleg itu lalu dicopot penumpang lain.
Disebutkan penempelan stiker caleg salah satu parpol itu terjadi di bus TransJ rute 6A. Selain itu, di dalam bus itu didapati setidaknya ada 2 kursi penumpang lain yang ditempeli stiker caleg.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.