Reaksi Sana-sini Usai Mega Singgung 'Baru Berkuasa Mau Seperti Orba'

Reaksi Sana-sini Usai Mega Singgung 'Baru Berkuasa Mau Seperti Orba'

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 29 Nov 2023 08:34 WIB
Megawati Soekarnoputri dalam pengarahannya di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Relawan Ganjar-Mahfud se-Pulau Jawa, di JIExpo, Senin (27/11/2023).
Foto: Megawati Soekarnoputri (Dok. PDIP)

PAN Nilai Tak Masuk Akal

Partai Amanat Nasional (PAN) menilai pemerintah sekarang dilahirkan dari reformasi yang mengoreksi rezim sebelumnya.

"Pemerintahan sekarang dan ke depan adalah pemerintahan yang dilahirkan dari gerakan reformasi yang mengoreksi rezim sebelumnya," kata Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, kepada wartawan, Selasa (28/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Viva menyebut praktik korupsi hingga nepotisme di rezim masa lalu menjadi sejarah kelam bangsa. Dia menekankan Indonesia tidak boleh kembali ke masa itu.

"Sentralisme, otoritarianisme, praktik politik kolusi, korupsi, nepotisme, serta terpasungnya kebebasan hak politik rakyat dari rezim yang lama adalah bagian dari sejarah kelam bangsa. Dan saat ini kita tidak bisa lagi set back, kembali ke belakang," tutur dia.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Viva menyebut demokrasi saat ini sudah berjalan dengan peningkatan yang baik. Sehingga, kata dia, berlebihan dan tidak masuk akan jika pemerintah saat ini otoriter.

TKN Nilai Sebagai Kegelisahan Megawati

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengatakan pernyataan itu mencerminkan kegelisahan Megawati sebagai orang tua dan partai pengusung yang sebetulnya berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi alat dan petugas partai.

"Jadi saya kira kami menghormati Ibu Mega, tapi statement yang disampaikan Ibu Mega itu adalah statement kegelisahan sebagai orang tua, kegelisahan sebagai partai pengusung, yang kebetulan sebetulnya berharap supaya Pak Jokowi itu dijadikan alat partai politik dan petugas partai politik tertentu," kata Nusron di media center TKN, Jalan Sriwijaya Raya, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023).

Namun, pada kenyataannya, kata Nusron, Jokowi memilih menjadi petugas negara dan rakyat daripada petugas partai. Nusron memandang pernyataan Megawati menjadi tidak relevan.

"Tetapi Pak Jokowi lebih memilih menjadi petugas negara dan petugas rakyat daripada menjadi petugas partai politik. Sehingga dengan adanya statement ini menjadi tidak relevan kalau pada hari ini kekuasaan ini dianggap menakut-nakuti, mengancam, yang mengancam ini siapa? Yang diancam siapa?" kata Nusron.

Nusron menyebut saat ini tidak ada tanda-tanda nyata kekuasaan yang dipimpin Jokowi mengarah ke era Orba. Apalagi, kata Nusron, tidak ada pembungkaman kritik terhadap pemerintah.

"Jadi kami melihat tidak ada tanda-tanda nyata bahwa kekuasaan hari ini yang dipimpin oleh Pak Jokowi ini mengarah pada praktik Orde Baru karena syarat-syarat itu tidak ada," ujarnya.

Simak halaman selanjutnya




Hide Ads