Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tingi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) merasa suara masyarakat Nadhliyin diperebutkan oleh pihak-pihak berkepentingan yang hendak berlaga di Pilpres 2024 nanti, utamanya para politikus yang berpotensi menjadi cawapres. BEM PTNU menantang para politikus potensial cawapres untuk adu gagasan.
"Maka dari itu kami dari BEM PTNU Se-Nusantara akan Mendorong dan Melihat gagasan serta peran Calon Wakil Presiden ketika terpilih melalui Diskusi Adu Gagasan dengan tokoh potensial yang masuk bursa Calon Wakil Presiden berlatar belakang Nahdlatul Ulama," kata Presidium Nasional BEM PTNU se-Nusantara, Wahyu Al Fajri, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/9/2023).
"Seperti Muhaimin Iskandar, Erick Thohir, Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, Yenny Wahid Hingga Said Aqil Siradj pada tanggal 05 Oktober 2023 di Gedung Joang 45 Jakarta," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pengamatannya, para pasangan capres-cawapres selalu berusaha meraup suara dari kalangan Nahdliyin dari pemilu ke pemilu. Kali ini, BEM PTNU mengundang para politikus potensial cawapres yang beraltar belakang NU untuk datang ke arena debat, yakni di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta Pusat, awal bulan depan.
"Seringkali isu ini menjadi santer diberitakan, bahwa sampai Gus Yahya Selaku Ketua Umum PBNU terus menegaskan bahwa PBNU tidak pernah berafiliasi dengan parpol manapun. Tentu ini menunjukkan kalau memang NU punya power dan massa yang begitu banyak sehingga menjadi rebutan para Bakal Calon Presiden untuk mendampinginya demi mendongkrak perolehan suara," kata Wahyu.
"Seringkali Calon Presiden menggandeng Calon Wakil Presiden yang berlatar belakang NU hanya untuk mendongkrang suara akan tetapi peranya kurang maksimal," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan kelompoknya tidak punya hubungan dengan parpol. Ini disampaikannya sekaligus menjelaskan hubungan PBNU dengan PKB, partai yang ketua umumnya kini menjadi kandidat cawapres untuk Anies Baswedan, yakni Muhaimin Iskandar.
"Soal hubungan dengan PKB tidak erat, memang tidak erat mas. Sama tidak eratnya dengan hubungan PBNU dengan partai yang lain. Karena semuanya ini kami anggap sama," kata Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9).
Meski begitu, memang dulu PKB lahir dari kalangan PBNU, itu juga tidak dimungkiri oleh Yahya. Sebelumnya, mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan PKB dilahirkan oleh PBNU. Said mengatakan surat keputusan (SK) pendirian PKB itu juga ditandatangani langsung oleh Abdurrahman Wahid atau Gusdur yang kala itu menjadi Ketua Umum PBNU.
"Jadi nggak bisa diingkari, nggak bisa dipungkiri, sejarah itu. PKB partai politik yang dilahirkan oleh PBNU," ujarnya.
Simak juga 'Survei Pemilih NU di LSI Denny JA: Prabowo 36,2%, Ganjar 35,5%, Anies 17,9%':