Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) mengapresiasi Polri yang mendapatkan kepercayaan publik 76,4 persen versi survei Indikator Politik Indonesia. BEM PTNU meminta Polri tak berhenti meningkatkan profesionalitas dan pelayanan kepada masyarakat.
"Ini patut diapresiasi ketika memang tingkat kepercayaan masyarakat naik kepada lembaga Polri. Kami berharap hasil survei ini jangan sampai berhenti dan menjadikan lembaga Polri puas," kata Presidium Nasional BEM PTNU Wahyu Al Fajri kepada wartawan dalam keterangan tertulis, Senin (7/6/2023).
Menurut Wahyu, Polri masih memiliki banyak 'pekerjaan rumah' (PR). PR tersebut, sambung Wahyu, harus didukung masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih banyak yang perlu diperbaiki dan dibenahi dalam lembaga Polri. Kami sebagai perwakilan masyarakat juga akan terus mendorong dan membantu agar bagaimana Polri ini kembali menjadi penjaga kamtibmas secara maksimal," ucap dia.
"Masih banyak PR Polri khususnya di ranah polres ataupun polsek yang langsung bersentuhan dengan masyarakat," imbuh Wahyu.
Wahyu tak menampik sejumlah anggota Polri masih berperilaku menyimpang. Untuk itu, kata Wahyu, BEM PTNU hadir sebagai pengawas dan penyeimbang.
"Masih banyak oknum yang malah membuat kegaduhan dan mencoreng nama baik Polri itu sendiri. Oleh karena itu Kami siap menjadi bagian dari check and balance sinergitas lembaga Polri dengan masyarakat," tutur dia.
Lebih lanjut, Wahyu berpendapat meningkatnya kepercayaan publik pada Polri tak lepas dari sosok Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang tegas dan rendah hati.
"Sikap Kapolri yang tegas dan rendah hati, terutama rendah hati sih. Beliau mau minta maaf atas segala kesalahan dan berupaya untuk mengevaluasi kinerja Polri agar lebih baik lagi, dalam sambutannya beliau kemarin saat HUT (Hari Ulang Tahun) Bhayangkara," pungkas Wahyu.
Indikator Politik Indonesia sebelumnya merilis survei tingkat kepercayaan terhadap lembaga penegak hukum. Hasilnya, tingkat kepercayaan publik ke Polri meningkat menjadi 76,4%.
Survei ini digelar pada 20-24 Juni 2023 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error survei +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Peneliti utama Indikator Burhanuddin Muhtadi mengungkap tren kepercayaan terhadap Polri meningkat. Burhanuddin menyebut kurang dari setahun Polri berhasil memulihkan citranya.
"Kepolisian juga mulai pulih, jadi yang percaya terhadap polisi di bulan Juni 2023 itu sudah mencapai 76,4% yang mengatakan sangat percaya 10,8% kita gabung dengan mengatakan cukup percaya," kata Burhanuddin saat konferensi pers virtual, Minggu (2/7).
(aud/fjp)