Puluhan Juta Gen Z Bakal Nyoblos di 2024, Seberapa Besar Efeknya?

Puluhan Juta Gen Z Bakal Nyoblos di 2024, Seberapa Besar Efeknya?

Indra Komara - detikNews
Rabu, 13 Sep 2023 13:28 WIB
Ilustrasi rencana kerja marketing.
Ilustrasi anak muda / Foto: Headway/Unsplash

Peran Gen Z di Pemilu 2024

Jumlah suara Gen-Z yang tidak kecil ini bisa jadi acuan parpol menggaet suara pemilih muda. Paling tidak, parpol punya gimik yang 'nempel' ke anak muda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar Komunikasi Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Muhammad Danu Winata mengatakan Gen-Z tak bisa dipandang sebelah mata di 2024. Dia menilai Gen-Z kerap melempar isu-isu di media sosial yang diserap jadi narasi politik, misalnya soal isu mental health.

"Narasi yang muncul itu bisa dibilang banyak dilempar generasi Z baik narasi pemilihan terhadap lingkungan, mental health dan isu-isu kebijakan yang selama ini terluput seperti soal disabilitas, bahkan isu sepak bola," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Tak heran, jika menurut Danu, Gen-Z bakal jadi pembeda pada pemilu tahun depan. Bahkan menurutnya Gen-Z jadi penentu Pemilu 2024.

Pengamat politik Adi Prayitno meyakini suara Gen Z jadi rebutan di Pemilu 2024. Apalagi, lanjut Adi, jumlah suara Gen Z di kontestasi politik lima tahunan kali ini cukup signifikan.

"Biasanya yang jumlahnya mayoritas penting jadi rebutan setiap capres," kata Adi, kepada wartawan.

Meski demikian, Adi menilai ada sejumlah kendala yang harus dihadapi untuk merebut suara Gen Z ini. Dia menilai pemilih muda, khususnya Gen Z cenderung apatis dengan politik.

"Mereka itu alergi dengan parpol, bahkan antipati dengan para elit yang mereka (parpol) memang tidak pernah memberikan perubahan signifikan," ujarnya.

"Oleh karena itu sekalipun Gen Z ini penting, jumlah pemilihnya signifikan, tapi di tengah apatisme, di tengah keantian mereka pada partai tentu tidak mudah cara mendekatinya," lanjut dia.

Adi menuturkan salah satu cara mendekatinya dengan masuk ke dunia Gen Z. Misalnya, kata Adi, menggunakan bahasa yang supple.

"Mudah dicerna, tidak mendikte, tidak kaku, dan tentu saja dengan gaya bahasa dan tutur politik yang humble. Jangan berjarak dengan mereka, karena pemilih Gen Z ini tidak suka dijadikan sebagai objek, tapi Gen Z ini harus dijadikan partner bahkan jadi subjek," terangnya.

Capres Harus Humble

Menurut Adi, capres yang bisa mempertontonkan sikap politik yang ramah, humble, dan bersahabat akan mudah memenangkan hati Gen Z. Dia menilai capres juga harus membuat politik jadi menyenangkan.

"Itu saja kuncinya. Siapa yang bisa menyentuh hati Gen Z, politik begitu menyenangkan, dia yang terpilih. Begitu juga harus diyakinkan begitu jadi Presiden persoalan Gen Z ini bisa diselesaikan dengan tuntas," terangnya.

Adi mengatakan ada sejumlah isu krusial bagi Gen Z yang bisa dituntaskan.

"Lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi, dan isu lingkungan," ucapnya.


(idn/imk)



Hide Ads