Bakal calon presiden yang juga Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bicara soal pengkhianatan. Prabowo mengaku tak masalah kerap dikhianati asalkan bukan dirinya yang berkhianat.
Prabowo mulanya bercerita mengenai seorang wartawan yang bertanya kepadanya. Wartawan itu, kata dia, bertanya mengapa dirinya kerap dikhianati.
"Ada dulu wartawan mungkin mau memancing saya, Pak Prabowo kok sering dibohongi ya, dan sering dikhianati ya?" kata Prabowo dalam pidatonya di acara deklarasi dukungan dari Partai Gelora di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9/2023).
Prabowo mengaku saat itu menjawab secara spontan. Dia mengatakan tidak masalah dirinya dibohongi dan dikhianati. Baginya, yang terpenting adalah bukan Prabowo yang berkhianat.
"Saya jawab, spontan saja, boleh Prabowo dibohongi, boleh Prabowo dikhianati. Yang penting, jangan Prabowo bohong dan Prabowo berkhianat," ungkapnya.
Prabowo menekankan rakyatlah yang akan melihat dan menilai siapa yang berkhianat. Menurutnya, sejarah yang nantinya akan mencatat siapa orang yang berada di jalan yang benar.
"Jadi, Saudara, terima kasih dukunganmu, rakyat yang akan melihat, rakyat akan menilai, rakyat yang akan memberikan suara, dan yang paling utama adalah sejarah mencatat siapa di atas jalan yang benar dan siapa yang berkhianat kepada bangsa dan negara," papar Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini memang sarat aroma pengkhianatan. Padahal, menurutnya, perdamaian butuh jiwa yang besar dan politik adu domba harus dihilangkan.
"Perdamaian memerlukan jiwa besar, Pak Jokowi punya jiwa besar mengajak saya. Saya pun ditentang tadinya bergabung, ditentang saya oleh pengikut-pengikut saya sendiri. Saya dituduh pengkhianat. Memang, akhir-akhir ini memang sarat dengan aroma-aroma pengkhianatan," tutur dia.
"Jadi saya dituduh pengkhianat oleh pengikut saya. Karena saya mau bergabung dengan Pak Jokowi, akhirnya ya saya harus menjelaskan, lama-lama mereka paham. Jadi politik adu domba, politik pembelahan. Semakin Indonesia tidak bersatu, semakin kekuatan-kekuatan tertentu di dunia ini senang, lihat kenapa? Kita terlalu besar, kita terlalu kaya," imbuh Menteri Pertahanan itu.
(mae/idh)