Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto tengah 'di-SBY-kan' oleh Megawati Soekarnoputri dan Partai NasDem sudah di-Demokrat-kan oleh PDIP. Lantas apa kata Partai Demokrat yang dikait-kaitkan oleh Adi Prayitno?
Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani tidak memahami sepenuhnya alasan Partai Demokrat dikait-kaitkan kepada Prabowo Subianto dan NasDem oleh Adi Prayitno. Namun, dia meminta agar semua pihak meminimalisir penggunaan diksi yang bisa berujung pada kesalahpahaman.
"Mas Adi Prayitno yang bisa menjelaskan pengertian dari di-SBY-kan dan di-Demokrat-kan itu seperti apa. Namun terlepas dari itu, saya tak ingin mengomentari lebih jauh. Kita telah memasuki tahun politik, karena itu sedapat mungkin mengontrol dan meminimalisir penggunaan diksi-diksi yang berpotensi menimbulkan pemaknaan yang berbeda atau terjadi kesalahpahaman," kata Kamhar saat dihubungi, Kamis (13/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamhar juga membahas terkait hubungan Demokrat dengan PDIP yang sebetulnya tidak ada masalah. Menurutnya, hubungan kedua partai juga berangsung-angsur masuk pada level yang jauh lebih baik.
"Bagi kami hubungan Partai Demokrat dan PDIP telah berada pada next level pascasilaturahmi Mas Ketum AHY dan Mba Puan Maharani. Kita juga mengikhtiarkan, sebagaimana diaminkan Mba Puan, agar selanjutnya bisa terbangun silaturahmi Pak SBY dan Ibu Megawati," ucapnya.
Dia menekankan bahwa semangat rekonsiliasi ini baik untuk situasi politik ke depan. "Semangat rekonsiliasi dan silaturahmi politik kebangsaan ini akan menjadi sesuatu yang positif dan bernilai penting dalam perjalanan dan pendewasaan demokrasi bangsa ini, apalagi telah memasuki tahun politik seperti saat ini," pungkasnya.
Adi Prayitno sebelumnya menilai hubungan PDIP dan Partai Gerindra saat ini berjarak setelah empat tahun cukup mesra di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Adi bahkan menilai Prabowo Subianto 'di-SBY-kan' oleh Megawati.
"Ini yang saya anggap, lihat dari jauh, jangan-jangan Prabowo sudah merasa difaksikan sebagai orang yang memang dianggap sebagai rival," kata Adi Prayitno saat diskusi Adu Perspektif yang diadakan detikcom dan Total Politik, Rabu (12/7).
Adi menilai politik Indonesia gampang berganti musim. Hal tersebut dinilai rumit, sebab empat tahun Prabowo bersama koalisi Jokowi, PDIP dan Gerindra mesra.
"Tapi belakangan karena soal elektabilitas Gerindra dapat momentum, Prabowo dapat momentum. Makin rumit mempertemukan kutub ini," ujarnya.
Kemudian, Adi Prayitno menilai sangat terbuka Partai Gerindra kini posisinya seperti Partai Demokrat pada Pilpres 2004, di mana PDIP menempatkan Demokrat sebagai rival hingga Pilpres 2019. Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY tak pernah satu pilihan politik dengan Megawati sejak 2004.
"Menurut saya, sangat mungkin Gerindra itu di-Demokrat-kan," ucapnya.
Menurut Adi, ada kemiripan posisi Partai Gerindra saat ini dengan Demokrat pada 2004 lalu, di mana saat ini Prabowo masih bagian pemerintahan Jokowi. Sementara pertanyaan Prabowo untuk bertemu Megawati pun hingga kini belum dijawab oleh pihak PDIP dan Megawati.
"Ya sangat mungkin Prabowo akan di-SBY-kan (oleh Megawati), dalam tanda kutip jadi rival di 2024," sebut Adi.
"Dulu teman, SBY sama Mega berteman, lalu jadi rival," tambahnya.
Simak juga 'Pengamat Sebut NasDem Sudah 'Di-Demokrat-kan oleh PDIP', Apa Maksudnya?':