PAN melakukan pendekatan berbeda di era kedua kepemimpinan Zulkifli Hasan (Zulhas). Zulhas berupaya membuka lebar-lebar pintu PAN.
Salah satu upaya Zulhas menjadikan PAN lebih terbuka adalah saat menggelar peringatan 1 Abad NU Februari lalu. Zulhas ingin memberi kesan PAN tak hanya identik dengan Muhammadiyah.
"Jadi begini, memang parpol itu fungsinya memajukan peradaban. Oleh karena itu PAN berusaha keras agar umat Islam memperkuat persatuan, bersatu walaupun berbeda," kata Zulhas kepada wartawan, Rabu (12/7/2023).
Saat itu, acara peringatan 1 Abad NU yang digelar PAN dihadiri Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), Sekjen PBNU Saifullah Yusuf dan jajaran pengurus PBNU Jatim. Di acara itu Gus Yahya menyebut PAN rasional, seraya menegaskan tidak ada larangan bagi warga NU untuk memilih PAN di pemilu nanti.
Soal acara itu, Zulhas mengatakan sudah lama ingin mempersatukan NU dan Muhammadiyah. Zulhas mengaku sudah berupaya 2 tahun mendudukkan bareng NU dan Muhammadiyah.
"Beda partai, tapi harmoni persatuan itu penting. Itu terus saya lakukan selama hampir 2 tahun, terutama mempersatukan, duduk bareng. Mempersatukan artinya bukan sama ya, mendudukkan bareng NU dan Muhammadiyah sudah 2 tahun saya," kata Menteri Perdagangan ini.
"(Saya berusaha mendudukkan NU dan Muhammadiyah) mulai dari Kabupaten Lampung, tempat lain terus menerus. Dulu di Surabaya juga pernah dipimpin Muhammadiyah dalam satu forum duduk bareng (dengan NU)," lanjutnya.
Zulhas menyebut dengan bertransformasinya PAN menjadi partai yang terbuka, diharapkan bisa membuat suasana di masyarakat semakin sejuk, khususnya antara NU dan Muhammadiyah. "Dengan itu masyarakat adem, tenang. Kalau masyarakat tenang, kita bisa membangun gitu. Bahwa soal pilihan-pilihan, terserah masing-masing," ujar dia.
(tor/tor)