PUPR nyatakan Anies salah baca data
Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan Anies salah menginterpretasi data Badan Pusat Statistik (BPS). Maka, jalan nasional yang turut ikut diterjemahkan dalam angka sebagaimana yang disebut Anies sebenarnya tidak seluruhnya berupa hasil pembangunan jalan. Di antara jalan nasional itu, ada pula jalan berstatus lain yang berubah menjadi jalan nasional.
"Jadi gini, data BPS itu bercerita soal penambahan status, bukan pembangunan jalan. Jadi status kewenangan jalan nasionalnya bertambah, sekian belas ribu kilometer itu," kata Hedy kepada wartawan di Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (24/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini waktu zaman SBY kan nambah tuh jalan nasional, itu bukan hasil pembangunan kebanyakan, ada sih hasil pembangunan tapi sedikit. Zaman Jokowi juga sama, ada perubahan walaupun sedikit, tapi itu tidak ada hubungannya dengan hasil pembangunan," kata Hedy.
Menteri PUPR sendiri tidak mau berpolemik. Di KPK pada 25 Mei, dia menyebut data yang disampaikan Anies itu baik. "Datanya bagus, datanya betul," kata Basuki.
Parpol pro-Anies membela
PKS tampil membela Anies. Ada Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal yang menjelaskan permasalahan utamanya bukan pada kesalahan penafsiran data yang dilakukan Anies terhadap data BPS, akan tetapi ini soal prioritas pembangunan Presiden SBY dan Presiden Jokowi.
"Masalah utama sebenarnya bukan pada salah baca, tapi memang prioritas pembangunan jalan Jokowi prioritas jalan berbayar, sedangkan SBY jalan umum. Sehingga dari sini bisa kita nilai ada kecenderungan komersialisasi pelayanan dasar infrastruktur jalan," kata Iqbal, Rabu (25/5) lalu.
Partai NasDem juga menepis tudingan PUPR bahwa Anies salah baca data BPS. Waketum Partai NasDem Ahmad Ali menyebut Anies dan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR hanya berbeda persepsi dan pemahaman.
"Bukan salah baca data menurut saya, artinya, pemahaman dan persepsi aja yang berbeda," kata Ahmad Ali saat dihubungi, Kamis (25/5).
Selanjutnya, merembet ke tuntutan permintaan maaf:
Saksikan juga Sudut Pandang: Menelisik Kisah Klasik ART