Di kediaman Gus Miftah, Zulhas dan sang tuan rumah tampak saling akrab bercengkerama serta tertawa bersama. Zulhas dan rombongan juga sempat diajak makan bersama.
Pada kesempatan itu, Zulhas juga diajak mengikuti pengajian rutin 'Mujahadah Dzikrul Ghofilin' yang digelar Ponpes Ora Aji di dekat kediaman Gus Miftah. Pengajian yang diselenggarakan setiap malam Minggu itu hadiri ribuan jemaah yang berasal dari warga sekitar hingga luar Pulau Jawa.
Kehadiran Zulhas di acara tersebut sontak mendapat sambutan meriah dari masyarakat. Gus Miftah kemudian mengajak jemaah dan para santri belajar dari perjalanan hidup Zulhas hinga meraih kesuksesan seperti sekarang.
"Coba hari ini kita belajar dari Pak Zulkifli Hasan, saya panggil beliau ini Papih karena saya dekat dengan beliau. Posisi apa coba yang pernah beliau raih? Menteri Kehutanan, Ketua MPR, Wakil Ketua MPR, sekarang Menteri Perdagangan," ujar Gus Miftah dalam keterangan tertulis, Minggu (21/5/2023).
Gus Miftah menyampaikan perjalanan hidup dan kesuksesan yang diraih Zulhas layak dijadikan contoh dan teladan.
"Tidak ada kelezatan setelah bersusah payah. Maka ketika melihat orang yang kita anggap sukses. Sebenarnya yang mesti kita lihat adalah bukan posisinya yang sekarang, apa yang beliau miliki, beliau sudah punya apa, beliau sebagai apa, bagi saya itu sudah nggak menarik lagi. Tapi yang perlu dilihat apa? Prosesnya," tuturnya.
"Makanya ingat, ilmunya untuk menjadi orang sukses apa? 3N, niteni, nirokke, nambahi, atau ATM, amati, tiru, modifikasi. Jadi saya ingin mengajak beliau ini cerita, kebiasaan-kebiasaan beliau hingga menjadi wasilah sampai hari ini," sambung Gus Miftah.
Sementara itu, Zulhas mengungkapkan selama perjalanan hidupnya ia banyak mendapat doa dan bekal yang baik dari kedua orang tuanya.
"Saya sebenarnya nggak lebih hebat dari teman-teman saya di sini, nggak lebih hebat dari bapak-bapak, ibu-ibu yang ada di sini. Saya orang biasa dari kampung, dari dusun, tapi mungkin doa ibu saya," ucapnya.
Zulhas menambahkan kedua orang tuanya, terutama sang ayah, juga kerap mengajari dirinya dan saudara-saudara kandungnya disiplin sejak masih kanak-kanak. Alhasil, ia menjadi sosok yang tangguh.
"Kami tiap jam 4 (dini hari) dibanguni, bu. Saya usia 6 tahun sudah dibanguni, susah bangun, muka dikasih air. Tugas saya mukul beduk, terus, usia 6 tahun. Belakangan saya baru tahu itulah cara mendidik anak-anak kita menjadi anak yang tangguh," terangnya.
"Orang boleh pintar tapi kalau rapuh mentalnya itu akan susah untuk maju. Karena bangun pagi bagi anak-anak itu persoalan yang sangat sulit, latihan yang paling berat. Jadi kalau anak kita mampu bangun jam 4 pagi dan terbiasa, apalagi soal-soal yang lain, jadi dididik," tambah Zulhas.
Dalam kesempatan itu, Zulhas juga membeberkan pesan penting dari sang ayah yang terus mengilhami dirinya.
"Jadi kalau subuhan ayah saya selalu bilang, 'nak, ayah boleh susah tapi kamu jangan seperti ayah nanti. Ayah akan berjuang sekuat tenaga agar kamu lebih berguna, lebih hebat lagi, lebih maju lagi daripada ayah sekarang'. Nah terus pembinaan," tuturnya.
Zulhas turut memberikan motivasi kepada para orang tua dan anak-anak untuk tetap semangat, rajin belajar, dan selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan prestasi. Bahkan, ia mengaku siap merogoh kocek demi membantu dana pendidikan bagi anak-anak yang tidak memiliki cukup biaya untuk melanjutkan sekolah.
"Kalau ada yang kesulitan sekolah, saya akan kasih satu anak Rp 1 juta. Ini saya siap berikan untuk 250 anak," pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh, Bendahara Umum DPP PAN Totok Daryanto, Ketua DPW PAN Yogyakarta Suharwanta, Anggota DPRD Kabupaten Sleman Raudi Akmal dan mantan Bupati Sleman Sri Purnomo.
(ega/ega)