Demokrat Sebut Sama dengan AHY
Partai Demokrat menilai buku yang dibaca Anies relevan dengan tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Kegiatan membaca buku Anies dinilai mirip dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
"Buku yang dibaca Mas Anies 'Principles for Navigating Big Debt Crisis' yang berisikan prinsip-prinsip menangani krisis utang dengan baik, tentu sangat relevan dengan kondisi yang tengah dihadapi bangsa Indonesia saat ini," kata Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani kepada wartawan, Kamis (27/4).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamhar bicara terkait utang Indonesia dari tahun ke tahun. Kamhar menyoroti pengelolaan fiskal yang menurutnya tidak tepat.
"Jumlah utang terbesar sepanjang sejarah Indonesia berdiri. Pengelolaan fiskal yang tidak tepat dibarengi penumpukan utang secara terus menerus telah membawa kita terjebak pada kondisi fisher's paradox, bahasa sederhananya 'gali lobang tutup lobang', ngutang untuk bayar utang," ujar Kamhar.
Menurutnya, ada beberapa kebijakan pemerintah saat ini yang terlihat dipaksakan, salah satunya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya, hal itu justru membuat Indonesia masuk dalam jebakan utang.
"Indonesia tidak sedang baik-baik saja. Kita menghadapi persoalan yang kompleks dan multi dimensi, mulai dari persoalan ekonomi, politik, kualitas demokrasi, penegakan hukum, pemberantasan korupsi, pangan dan energi, lingkungan, dan sebagainya. Karenanya memperjuangkan Perubahan dan Perbaikan menjadi imperatif untuk diwujudkan," tuturnya.
Kamhar mengatakan membaca buku merupakan kegemaran Anies Baswedan, menurutnya kebiasaan itu juga sama dilakukan oleh Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kamhar menilai seorang pemimpin mestilah memiliki berbagai macam referensi.
"Ini antara lain kesamaan Mas Anies dengan Mas Ketum AHY, keduanya gemar membaca. Kebiasaan membaca ini menjadi ciri para pemimpin besar termasuk para pendiri bangsa. Bung Karno, Bung Hatta, Tan Malaka, Syahrir, Buya Hamka dan seterusnya mereka semua adalah pelahap buku," ujar Kamhar.
"Kebiasaan membaca ini memang mesti dimiliki seluruh pemimpin agar memiliki referensi, kapasitas dan pengetahuan yang memadai dalam mengambil keputusan, serta merumuskan dan menetapkan kebijakan. Tidak planga-plongo alias tidak tahu apa yang diputuskan," imbuhnya.
Tugas Presiden Berikutnya Berat Bagi PKS
Kegiatan Anies membaca buku Principles for Navigating Big Debt Crisis juga diartikan oleh PKS. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan mengurus negara mesti memiliki kedalaman ilmu yang baik.
"Ngurus negara mesti penuh dengan perbendaharaan ilmu dan hikmah. Buku adalah jendela ilmu," kata Mardani kepada wartawan, Kamis (27/4).
Mardani berbicara tentang utang yang dimiliki Indonesia. Menurutnya hal ini salah satu tantangan yang mesti dihadapi pemimpin Indonesia ke depan.
"Bab utang, memang tugas Presiden Indonesia berikutnya yang paling berat. Angkanya meningkat tinggi di zaman Pak Jokowi," tutur Mardani.
"Foto bagus sebagai pembukaan kontestasi kampanye karya dan gagasan," sambungnya.
(rfs/rfs)