Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy bicara ingin menang dalam Pilpres 2024. Dia mengibaratkan ingin memiliki saham seri A.
"PPP targetnya menjadi pemegang saham seri A dari capres pemenang besok. Jadi kita tak ingin saham seri B. Karena harga lebih mahal dengan nilai sama," kata Rommy, dalam acara Rommy, dalam acara Adu Perspektif, detikcom x Total Politik, dengan tema 'Dilema Koalisi, Nasib Pemilu, dan Pengganti Jokowi,' Rabu (8/3/2023).
Sebagai informasi, ada perbedaan klasifikasi dalam dunia saham seperti saham seri A dan seri B. Perbedaannya terletak pada hak-hak yang dimiliki pemegang sahamnya sesuai anggaran dasar suatu perusahaan.
Dilihat dari situ IDX Channel, pendanaan seri A dikenal sebagai model pendanaan dari perusahaan yang mulai berkembang dan jumlahnya berkisar antara Rp 10 miliar hingga Rp 33 miliar. Sementara, pendanaan seri B dikenal sebagai model pendanaan yang ditujukan untuk ekspansi perusahaan, berkisar antara Rp 33 miliar hingga Rp 88 miliar.
Rommy menyebut PPP ingin mengusung capres pemenang. Kalau bergabung di belakang, katanya, 'imbalan' yang didapat akan sedikit.
Rommy mengungkit Pilres 2014 dengan pemenang Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden. PPP, yang sebelumnya mendukung Prabowo Subianto, bergabung ke koalisi pemerintah usai Pemilu digelar.
"Karena kita merasa 2014, kita gabung belakang kenyataannya di kita di Kabinet hanya satu kursi," katanya.
Selain itu, kata Rommy, mengusung capres unggul versi survei juga harus memiliki etika. Dia mencontohkan soal Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDIP.
"Problemnya sebagai pemegang saham Serie A. Sekarang kan pemegang sahamnya sudah ada, yaitu PDIP, kalau konteks Pak Ganjar," katanya.
"Kalau dia ingin memegang saham Serie A kan ada HMETD Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Harus pamit ke pemegang saham pendiri,"katanya.
(aik/haf)