Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya kembali buka suara soal belum dilakukannya deklarasi 'Koalisi Perubahan' bersama PKS dan Demokrat. Willy menyebut pihaknya tidak ingin terburu-buru terkait deklarasi.
"Ya, tentu pertimbangan sangat bagus ya. Dan kita lihat, ini kan bukan kawin paksa, sekali lagi ini bukan kawin paksa. Karena dia bukan kawin paksa, dia datang dengan kesadaran dan kita equal partnership. Jadi kalau dipaksain kan tentu kita tidak ingin ini patah. Yang penting alon-alon asal kelakon," kata Willy kepada wartawan di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2022).
Willy mengatakan NasDem juga membangun komunikasi dengan partai lain selain PKS dan Demokrat. Dia menuturkan komunikasi NasDem dan kedua partai itu masih intens dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prinsipnya apa? yang menjadi episentrumnya adalah Mas Anies sendiri sebagai simbol perubahan. Tentu kami juga membangun komunikasi dengan banyak partai lain, dengan Demokrat dan PKS yang sejauh ini sudah cukup intens dan cukup lama," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku masih berkomunikasi dengan Partai NasDem dan PKS. AHY menyebut diperlukan waktu yang tak sedikit untuk bisa menemukan titik tengah kesamaan visi misi dengan NasDem dan PKS.
"Tetapi Demokrat memang hari ini tengah intensif berkomunikasi dengan NasDem dan PKS. Kami berharap bisa menghadirkan poros perubahan sebuah poros alternatif, tetapi sekali lagi semua itu masih penuh dengan dinamika dalam arti untuk menemukan titik tengah dalam visi, misi, itu kan tidak sederhana, bukan proses satu hari dua hari, bahkan bukan seminggu dua minggu, tetapi perlu waktu dan proses yang matang," ujar AHY di Sentul International Convention Centre (SICC) Bogor, Sabtu (19/11/2022).
Simak selengkapnya di halaman berikut
AHY berharap jika 'Koalisi Perubahan' terbentuk, maka akan menjadi koalisi yang kokoh dan solid. Dia tak ingin koalisi itu cepat dideklarasikan namun kemudian bubar.
"Yang jelas semangatnya adalah kalau bener-bener bisa tercipta koalisi ini, maka menjadi koalisi yang kokoh yang solid, bukan cepat deklarasi, kemudian cepat bubar, bukan yang seharusnya udah maju kemudian mundur ke belakang. Nah bagi kami lebih penting membangun momentum-momentum seperti itu dan itulah mengapa, mungkin banyak yang bertanya-tanya kapan dan kapan begitu ya, bagi saya yang penting kita bener-bener kuatkan narasi besarnya yaitu perubahan dan perbaikan, setelah itu saling membangun chemistry, melengkapi satu sama lain," tuturnya.
Dia mengaku tak khawatir dengan pihak yang menginginkan Demokrat tidak berkoalisi dengan NasDem dan PKS. Dia menegaskan Demokrat ingin membangun koalisi yang kokoh hingga memenangkan Pilpres 2024.
"Jadi itu yang saya ingin bangun sehingga saya tidak perlu terlalu khawatir dengan ada upaya-upaya seperti yang tadi disampaikan, mungkin ingin menggeserlah salah satu atau tidak terjadinya poros perubahan ini, Insyaallah kami memiliki semangat yang masih kuat," ucapnya.
(eva/eva)