"Panglima TNI juga oke, bekerja. Terus siapa lagi tokoh lain? Sandiaga Uno populer bekerja. Siapa lagi? Erick Thohir juga lumayan terkenal bisa bekerja ya kan?" tambahnya.
Menyitir Anies, Gus Choi menjabarkan bagaimana cawapres yang ideal. Yaitu cawapres yang memiliki rekam jejak hingga karya serta populer di kalangan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, prinsip dari saran Pak JK bagus, memang intinya setelah terpilih harus bekerja. Selain ada gagasan, ada narasi, ada kerja, ada karya, kan begitu. Anies kan begitu urutannya, ada track record, ada gagasan, ada narasi, ada kerja, kemudian ada prestasi, karya. Dari sekian nama yang muncul-muncul ini ya saya kira kita meyakini mereka bisa bekerjalah," ucapnya.
Di sisi lain, pemilihan cawapres Anies menurut Gus Choi juga harus dilakukan secara terbuka. "Prinsip kedua adalah harus terbuka, jangan berbicara suku bangsa, jangan berbicara agama, jadi merekrut wapres harus terbuka. Siapa yang bisa memenangkan, mendongkrak suara dan siapa yang bisa bekerja setelah menang," sebutnya.
PD: Tak Mungkin Cawapres Tanpa Popularitas
Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menilai saran Jusuf Kalla ke Anies Baswedan soal cawapres tak populer hanyalah salah satu pilihan. Andi Arief menilai elektabilitas dan popularitas cawapres pendamping Anies penting.
"Jawaban saya bahwa apa yang dikemukakan Pak JK adalah salah satu opsi, tapi juga harus kita hitung dengan matang, dalam arti bahwa apakah pembantu presiden itu dapat mendongkrak suara? Belum tentu, karena seorang yang paling dekat saja, wapres bahkan presiden di Indonesia itu pernah kalah, Ibu Megawati kalah di 2009, Pak JK kalah di 2009, kemudian Pak Hamzah Haz kalah di 2004," kata Andi Arief kepada wartawan, Sabtu (29/10).
"Kemudian sebagai wakil, pembantu presiden yang pernah ada adalah Pak Boediono, Pak Boediono karena 2004 kan, itu kan Pak JK belum jadi pembantunya tapi Pak Boediono sudah jadi pembantu presiden, menteri dalam hal ini," imbuhnya.
Andi Arief menceritakan pengalaman Demokrat mencalonkan Boediono sebagai wapres pendamping SBY. Posisi cawapres menurut Andi Arief penting untuk meningkatkan suara nantinya.
"Kenapa Pak Boediono bisa menang dengan SBY? Karena pada waktu itu surveinya sangat tinggi, Pak SBY sudah 60 persen, sehingga menjadi pertimbangan untuk diajak bersama-sama. Nah, di wakil ini cukup penting ya, seorang gubernur saja untuk menjadi wakil ini belum terbukti, belum terbukti juga bisa menjadi seorang wakil presiden dari beberapa capres pilihan presiden yang pernah ada," ujarnya.
Sehingga menurut Andi Arief popularitas dan elektabilitas cawapres yang nantinya digandeng Anies penting dalam koalisi. Namun, saran JK ini akan menjadi bahan diskusi di dalam internal Koalisi Perubahan.