NasDem Ungkap Paloh Diskusikan Capres ke Jokowi Sebelum Deklarasi Anies

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Kamis, 13 Okt 2022 12:18 WIB
Foto: Effendy Choirie.(Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Partai NasDem menyoroti reaksi dengan berbagai narasi setelah mereka mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024. Elite NasDem, Effendy Choirie, mengungkit diskusi tentang capres yang sempat diupayakan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

"Ada yang bernada positif menyambut sukacita, menyampaikan tahniah, syukur dan bangga. Tapi ada juga yang bernada minor dengan narasi negatif. Ada yang menyebut terburu buru, terlalu dini, tidak tepat waktu, harus keluar dari kabinet, tidak etis, dan lain-lain," kata Effendi Choirie dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10/2022).

Politikus yang akrab disapa Gus Choi ini mempertanyakan apa yang salah dari keputusan deklarasi Anies sebagai capres. Menurutnya, tak ada etika maupun hukum yang dilanggar NasDem.

"Apa yang salah dari deklarasi itu? Satu, secara hukum apa yang dilanggar oleh NasDem. Soal etika, standar etika apa yang dilanggar?" ujar pria yang juga menjadi Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa I Partai NasDem.

Gus Choi menyebut Surya Paloh telah menyampaikan gagasan dan tawaran soal capres dengan Presiden Jokowi. Menurutnya, jika hal itu tak direspons dan tak ada kesamaan pandangan, maka tak ada hak untuk saling memaksakan kehendak.

"Jauh sebelum deklarasi, Bang Surya telah diskusi dan menyampaikan gagasan, tawaran untuk calon presiden 2024. Kalau tawaran tidak direspons atau tidak ada kesamaan pandangan, maka tidak ada hak apapun untuk saling memaksakan kehendak," katanya.

Gus Choi lalu menyinggung soal kader NasDem yang saat ini masih menjabat di dalam kabinet Jokowi. Soal ini, dia menyebut terpilihnya Jokowi menjadi presiden tak terlepas dari dukungan NasDem.

"NasDem memang masuk kabinet pemerintahan Jokowi, tapi jangan lupa Jokowi jadi presiden juga karena dukungan NasDem. Lalu siapa yang punya hak jadi fatsun politik?" ujarnya.

Gus Choi mengaku tahu betul urusan jabatan menteri merupakan hak prerogatif presiden. Namun, menurutnya, secara logis dan etis, presiden mengangkat menteri dari tokoh partai politik pengusung. Dia memastikan NasDem mendukung Jokowi dan pemerintahannya secara total hingga akhir masa jabatan.

"Partai NasDem mengusung, mendukung bahkan berkorban untuk kemenangan Jokowi mulai Pilpres 2014 sampai Pilpres 2019. Ketua umum NasDem Surya Paloh selalu menegaskan dukungan NasDem kepada Jokowi dan pemerintahanya secara total tanpa catatan sampai masa pemerintahannya berakhir 2024. Presiden tahu persis betapa besarnya pengorbanan Bang Surya dan seluruh kader partai NasDem," ujar dia.

Gus Choi kemudian menyinggung adanya parpol yang dulunya menjadi rival politik tetapi ikut menikmati kekuasaan. Dia heran mengapa hal itu tak dipersoalkan sedangkan deklarasi Anies capres menuai persoalan.

"Lalu, capres dan partai yang jadi rival politik saja masuk kabinet tentu saja ikut menikmati kekuasaan tidak dipersoalkan. Bahkan mereka telah membuat koalisi untuk Pilpres 2024. Ada yang sudah punya presiden, ada yang belum, mengapa itu tidak dipersoalkan? Tidak disuruh mundur dari kabinet? Dari hukumnya, waktu deklarasi koalisi, etika, fatsun politik? Mengapa Anies dipersoalkan? Anies warga negara punya hak dipilih dan memilih. Apa yang aneh?" kata dia.

Dikonfirmasi via telepon, Gus Choi menjelaskan diskusi yang dimaksud ialah antara Surya Paloh dan Presiden Jokowi. Menurut Gus Choi, Surya Paloh membahas capres dengan Jokowi sebelum mendeklarasikan Anies sebagai capres NasDem.

"Jadi sebelum Pak Surya mendeklarasikan Anies kan ketemu juga Pak Jokowi kira-kira beberapa waktu lalu lah, nggak tahu persis harinya. Intinya pernah ketemu dalam konteks membahas soal capres," kata Gus Choi.




(fca/gbr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork