dipertanggungjawabkan," katanya.
Sebelum dan sesudah Munaslub yang diadakan sebagian kader, waketum/ketua harian, beberapa ketua, beberapa wakil sekjen, bendahara umum juga mundur/non aktif. Pada Juli 2022 akhir, di grup WhatsAppa internal, sekjen menyatakan nonaktif dengan situasi partai saat itu tidak kondusif dan tidak melibatkan lagi sekjen sebagai pimpinan dalam pengambilan keputusan.
"Justru dikambinghitamkan dan diadu domba dengan memecat ketua-ketua DPW provinsi yang pro sekjen. Sengkarut partai yang dari hari ke hari semakin kusut dengan kepongahan pimpinan penuh egois masing-masing, membuat anggota dan pengurusnya akan jadi penonton di pesta demokrasi khususnya pileg pada Pemilu tahun 2024. Entah siapa yang salah?" imbuh Picunang.
(rfs/gbr)