Sekjen Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang memilih nonaktif dari jabatan dan kepengurusan Partai Berkarya. Andi Picunang akan mengundurkan diri secara resmi jika sudah menemukan partai selanjutnya.
"Saatnya saya Badaruddin Andi Picunang (BAP) selaku Sekretaris Jenderal akan mengambil sikap mundur resmi dari kepengurusan dan keanggotaan partai, bila menemukan partai yang tepat untuk berlabuh untuk berkiprah di Pemilu 2024," kata Andi Picunang dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/10/2022).
Andi Picunang menjelaskan konflik internal Partai Berkarya terakhir yakni pada 1 Oktober 2022 sekelompok orang yang mengatasnamakan DPP Partai Berkarya dengan sejumlah pengurus daerah melaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Kegiatan tersebut, menurut, Andi Picunang tidak sesuai AD/ART partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munaslub menghasilkan menetapkan kembali Mayjen TNI (Purn) Muchdi Purwopranjono jadi ketua umum dan ditunjuk sebagai formatur tunggal. Sekretaris jenderal diberhentikan sepihak tanpa konfirmasi dan melibatkan dalam forum itu. Padahal, menurut Andi Picunang, di AD/ART Partai Berkarya, ketua umum dan sekretaris jenderal secara bersama-sama dipilih dan diberhentikan oleh forum tertinggi partai yaitu Munas/Munaslub.
"Kenapa hingga saat ini belum menyatakan mundur secara resmi karena nama masih ada dalam SK terakhir dan berkas yang bergulir di KPU, Bawaslu dan pihak terkait sesuai surat kuasa kepada tim hukum yang berjibaku untuk meloloskan partai masih nama Badaruddin Andi Picunang selaku Sekjen. Siapa tahu dibutuhkan kan bisa langsung hadir dan tidak jadi penghalang, utamanya bila ada verifikasi faktual, karena wajib sekjend hadir," ujarnya.
Baca juga: Gagal Partai Berkarya Ikut Pemilu 2024 |
Andi Picunang menjelaskan konflik internal di tubuh Partai Berkarya melalui Munaslub terakhir bukan yang pertama kalinya. Pada tahun 2022 saja, Partai Berkarya sudah melakukan Munaslub sebanyak lima kali hingga pergantian kepengurusan yang diajukan kepada Kemenkumham. Hingg akhirnya, Partai Berkarya tak lolos verifikasi KPU.
"Selain itu beban tanggung jawab ke daerah sesuai amanah Munaslub 2020 yang dilakukan mempertaruhkan harta dan nyawa. Daerah butuh kepastian pimpinan, partai mau di bawah ke mana saat ini? Saran saya fokus pada janji untuk bisa meloloskan partai untuk ikut Pileg 2024 dengan transparansi ke daerah, untuk pilpres segera putuskan usungan atau dukungan sebagai partai yang punya hak pada capres yang potensial menang pada Pilpres 2024," ucapnya.
Selain itu, Andi Picunang juga kecewa dengan sikap Ketum Partai Berkarya yang mendukung Prabowo Subianto sebagai capres tanpa adanya keputusan bersama dari Partai Berkarya. Andi Picunang menyayangkan sikap pribadi Muchdi.
"Beberapa waktu lalu Ketum Muchdi PR menyatakan di media dukung Prabowo secara pribadi, kenapa tidak diputuskan saja secara organisasi bahwa Partai Berkarya mengusung dan mendukung Prabowo jadi capres 2024. Kan selesai, kita pun semua pasti ikut barisan itu. Untuk Pileg 2024 pasti kita berserakan di partai lain. Tapi kalau dukungan perorangan tidak bisa
dipertanggungjawabkan," katanya.
Sebelum dan sesudah Munaslub yang diadakan sebagian kader, waketum/ketua harian, beberapa ketua, beberapa wakil sekjen, bendahara umum juga mundur/non aktif. Pada Juli 2022 akhir, di grup WhatsAppa internal, sekjen menyatakan nonaktif dengan situasi partai saat itu tidak kondusif dan tidak melibatkan lagi sekjen sebagai pimpinan dalam pengambilan keputusan.
"Justru dikambinghitamkan dan diadu domba dengan memecat ketua-ketua DPW provinsi yang pro sekjen. Sengkarut partai yang dari hari ke hari semakin kusut dengan kepongahan pimpinan penuh egois masing-masing, membuat anggota dan pengurusnya akan jadi penonton di pesta demokrasi khususnya pileg pada Pemilu tahun 2024. Entah siapa yang salah?" imbuh Picunang.
(rfs/gbr)