PAN Tak Keberatan NasDem Gabung KIB, tapi Singgung 'Partai Ojol'

PAN Tak Keberatan NasDem Gabung KIB, tapi Singgung 'Partai Ojol'

Eva Safitri - detikNews
Selasa, 16 Agu 2022 13:36 WIB
Viva Yoga Mauladi
Viva Yoga Mauladi (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) disebut tengah merayu PKS ataupun Demokrat untuk bergabung. PAN sebagai salah satu partai di koalisi itu tidak keberatan jika ada partai lain gabung.

"KIB menurut kebijakan ketua umum partai masing-masing masih terbuka dan akan senang jika ada parpol yang ikut berkoalisi. Iya jika NasDem berminat maka PAN tidak berkeberatan masuk di KIB. Karena dari perspektif ideologi dan platform partainya relatif tidak berbeda secara signifikan," kata Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, kepada wartawan, Selasa (16/8/2022).

Viva berharap ada partai politik yang memiliki ambang batas parlemen di atas 4 persen untuk bergabung. Dengan begitu, kata Viva, koalisi KIB akan semakin kuat di pemilu 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PAN berharap agar ada partai politik yang sekarang lolos parliamentary threshold 4% dan akan mengikuti pilpres 2024 agar dapat resmi bergabung di KIB. Dengan bergabung di KIB, maka tentu akan dapat menambah kekuatan politik di pasangan calon yang akan diusung KIB," ujarnya.

"Meski dengan tiga partai politik KIB dapat mengusung pasangan calon sesuai persyaratan Presidential Threshold 20% kursi DPR RI sebagaimana termaktub di pasal 222 Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Presiden, namun akan terasa lebih kuat jika ada parpol juga ikut bergabung. Apakah itu Partai Demokrat, NasDem, atau PKS," lanjut Viva.

ADVERTISEMENT

Singgung Partai Ojol

Ada isu berembus sejumlah parpol sebenarnya enggan berkoalisi dengan NasDem karena isu 'pembajakan' partai. PAN merespons santai isu tersebut, namun tetap melempar sindiran.

"Jika ada praktik bajak-membajak antarkader partai, itu fenomena khas budaya politik Indonesia. Politisi pindah partai politik di era reformasi menjelang pemilu sudah bukan hal aneh dan mewah lagi," ujarnya.

Meski menganggap hal biasa, Viva mengatakan praktik pemindahan pemain politik merugikan kewibawaan partai. Viva lantas menyinggung partai ojol yang hanya dijadikan kendaraan politik untuk syarat konstitusional.

"Praktik transfer pemain politik seperti itu sangat merugikan kewibawaan partai. Fungsi partai politik sebagai pilar demokrasi, tempat rekrutmen dan seleksi kepemimpinan nasional dan daerah, terdegradasi menjadi 'partai ojol', yaitu partai hanya digunakan untuk kendaraan politik sebagai syarat konstitusional dengan kompensasi tertentu untuk mengusung figur tersebut," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman berikut

Simak Video: Seputar Visi Misi yang Diusung KIB untuk Pemilu 2024

[Gambas:Video 20detik]




Peta Koalisi

Untuk diketahui, Gerindra dan PKB resmi mendeklarasikan koalisi untuk Pemilu 2024. Setelah Gerindra dan PKB berkoalisi, berarti sudah ada 2 koalisi yang terbentuk secara resmi sejauh ini. Di antara 2 koalisi ini, ada satu partai yang sepertinya belum mendapat colekan untuk membentuk koalisi.

Kedua koalisi yang terbentuk sejauh ini yakni koalisi Gerindra-PKB dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN dan PPP. Berdasarkan aturan Pasal 222 UU Pemilu, kedua koalisi tersebut sudah memenuhi syarat mengajukan capres cawapres di Pilpres 2024 yakni partai atau gabungan partai yang memiliki paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR 2019.

Dengan demikian, selain Gerindra-PKB dan KIB, ada potensi koalisi lain yang mungkin terbentuk yakni NasDem, Demokrat, dan PKS. PDIP sebagai satu-satunya partai yang bisa maju sendiri mengusung capres dan cawapres.

Catatan untuk NasDem

Dari tiga partai yang belum memiliki tiket pilpres, yaitu Demokrat, PKS dan NasDem, ada catatan untuk partai yang terakhir disebut. Dalam manuver terbuka, KIB terlihat aktif mengajak PKS dan Demokrat untuk bergabung. Nah, sekali lagi dalam manuver terbuka, tak terlihat ada manuver mengajak NasDem.

Jika benar tak diajak berkoalisi, maka NasDem terancam ditinggal sendirian dalam upaya pencarian tiket menuju Pilpres 2024. Jika salah satu di antara Demokrat atau PKS berhasil ditarik ke salah satu koalisi yang sudah eksis, maka sisa NasDem dan satu partai yang tak diajak tak bisa mengusung calon di Pilpres 2024.

Jika skenario di atas terjadi, maka 3 bakal capres NasDem bisa jadi harus gigit jari, karena tak bisa diusung menuju Pilpres 2024. NasDem setidaknya harus berkoalisi dengan dua partai lain untuk bisa mendapatkan tiket menuju Pilpres 2024.

Namun tentu saja politik dinamis dan perubahan bisa saja terjadi. Bisa saja situasi politik berubah dan NasDem diajak atau malah membuat koalisi sendiri sehingga 3 bakal capresnya bisa diusung ke Pilpres 2024.

(eva/tor)



Hide Ads